Welcome to Cerita Sobrina

Saturday, March 22, 2014

cinta sepucuk gunung

Aku seorang perempuan dengan segudang mimpi.
Aku seorang perempuan dengan berbagai perjuangan

Dan aku seorang perempuan dengan berjuta cerita.

Aku adalah aku, yang terlahir menjadi diriku dan akan berjuang untuk keluargaku, agamaku, lingkunganku, dan tentunya diriku.
Aku selalu merasa tak ada apa-apanya jika bertemu dengan ciptaan-Nya.
Aku sangat suka mendaki gunung. Melihat berjuta pesona keindahan, yang terpancar alami dari ciptaan sang Illahi. Aku selalu merasa menjadi seorang tuan putri, yang berdiri di atas kerajaan yang indah. Kemudian, aku melihat rakyat-rakyatku yang sejahtera. Ya, itulah yang aku rasakan ketika aku berada di gunung.

Ketika aku berada di puncak gunung rasanya aku dapat melihat seluruh dunia ini. Aku tidak pernah merasakan keindahan yang luar biasa ini. Seluruh penatku, masalahku, amarahku, seakan terbang bersama hembusan angin dingin yang berhembus membawa semua duka ku.


Golden Sunrise Sikunir



Im a princess



Antara Pemimpin dan Sistemnya

Pesta besar di Indonesia akan kembali menyemaraki Indonesia.
Pemilihan Presiden dan legislatif akan diadakan.
Semua sudah berlomba-lomba untuk menunjukan kompetensi nya untuk menjadi pemimpin Indonesia.
Dimana-mana sudah tertempel poster, pamflet, dan segala hal yang mendukung kampanye pemilu.
Bukan hanya Indonesia yang memilih namun di kampusku pun akan mengadakan pemilihan Presiden Mahasiswa dan calonnya. Semua kandidat sudah menunjukkan kemampuannya menjadi seorang pemimpin yang layak dipilih. Tapi siapakah ia yang layak itu? Entahlah, aku pun tidak tahu.

Harus diakui bahwa kursi pemerintahan adalah kursi yang sangat menggiurkan. Memiliki posisi dan mengatur negara adalah suatu keistimewaan yang tidak semua orang dapatkan. Apalagi, untuk seorang petani yang hidupnya pas-pas an. Saat ini semua orang berlomba-lomba untuk menduduki kursi kepemimpinan, bak seorang raja yang duduk di tahta kerajaan. Padahal, tugas menjadi seorang pemimpin negara sangatlah berat. Menjamin kesejahteraan rakyat, berlaku adil pada seluruh rakyat, dan kewajiban lainnya yang harus ia laksanakkan. ditambah lagi dengan tanggung jawab yang akan ia laporkan kelak pada hari akhir. Sungguh aku tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya ia mempertanggungjawabkan semua itu.

Pernah aku membaca sebuah tulisan pendek, " Yang harus diganti itu bukan hanya pemimpinnya, namun sistemnya juga". Kembali aku mengingat sebuah kalimat yang tak asing bagiku. " Kebaikan yang tidak terorganisir, akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir". Bagiku, pemimpin yang baik pun akan kalah jika sistem yang ada saat ini tidak baik namun terorganisir dengan sempurna. Banyak sekali pemimpin yang niatnya memang benar-benar lurus, namun karena keadaan sekelilingnya tidak mendukung ia terbawa oleh keadaan tersebut. Ibaratkan saja dengan sepotong kue yang sangat lezat, namun diletakkan diatas tutp sampah yang kotor. Begitulah keadaan saat ini, walaupun kue itu nampak lezat, namun wadahnya kotor. Sama halnya dengan mencuci baju putih, di air yang berlumpur.

Inilah mengapa pada akhirnya suatu sistem yang terorganisir dapat mempengaruhi pemimpin yang menggerakannya. Tinggal seperti apakah sistem itu, apakah itu sistem yang benar atau sebaliknya.