Welcome to Cerita Sobrina

Sunday, June 26, 2011

Big Assembly

pada hari yang bersejarah Minggu 26 Juni 2011, diadakanlah Insantama special moment. Pada hari itu ribuan orang hadir dalam Gedung Widya Wisuda IPB. Suasana begitu cair karena kedua MC Ustad Karebet dan Nazif  yang membawakan acara tersebut dengan piawai. Dimulai dengan persembahan dari adik-adik kelas SD kelas 1-5 dan SMP kelas 7-8. Tak lupa persembahan spesial dari para wisudawan SD dan SMP menambah keramaian. sungguh luar biasa, allahu akbar. Dilanjutkan dengan penganugrahan Wisudawan angkatan 2 SMPIT dan angkatan 5 SDIT. Moment yang Luar Biasa, ditambah adanya Opera Van Insantama yang diisi oleh guru-guru akademik serta pegawai non-akademik. Tak lama berselang acara yang begiru meriah ini berakhir, ditutup doa penuh khidmat oleh Ustad Muhib. Setelah doa bersama sesi foto-foto dimulai.
aku pergi meninggalkan tempat itu, karena mencari laptop ku. Rasa kesal, capek, bingung menjadi satu ketika laptopku tidak kutemukan juga. kebetulan yang meminjam laptop sudah pulang, dan menitipkan laptopku pada orang lain. Ku pasrahkan diriku, smoga saja doaku di dengar. Tak lama kemudian di ruang panitia, sebuah perbincangan. Akhirnya,, ada yang memberikanku laptop, ternyata...
" argghhh itu laptopku. terima kasih ya Allah, kau pertemukan aku dengan laptopku."
Makasihhhh...

Sunday, June 12, 2011

Cerita SMAIT Insantama

Waktu terus berjalan, detik demi detik tak mampu berhenti, siang berganti malam, gelap berganti terang, duka berganti suka. Tanpa terasa sudah 11 bulan kami berada di SIT Insantama. Menjalani suka dan duka bersama-sama, melalui aral rintang yang menghadang. Kata ustadz Muhib kalian akan mengalami seleksi alam, bagi kalian yang mampu bertahan maka cita-cita menjadi calon pemimpin semakin terbentang luas. Kalo menurut Mr. AHY " Ya Sudahlah" jalani semuanya. Kita tak mungkin terus-terusan bergantung pada orang lain. Waktunya kita untuk belajar mandiri, ketika kita mampu menghadapi permasalah di hadapan kita, maka kita sudah berhasil melalui satu pijak tahapan. Dan begitulah seterusnya, semakin lama pijakan yang kita lalui semakin tinggi dan membuat kita semakin dewasa. Alhamdulillah kami disini dibimbing oleh pemimpin-pemimpin yang LUAR BIASA, dan kami dibimbing oleh guru-guru terbaik.
___SSS___
Waktu yang begitu singkat karena 2 Minggu lagi kami (angkatan pertama SMAIT Insantama) akan naik jabatan menjadi seorang kakak senior. Punya adik kelas, yang harus diajarkan ini dan itu. Yang ini hukumnya boleh yang itu tidak boleh, dan berbagai hal lain yang harus kami ajarkan. Sebuah perjuangan besar, yang akan dimintai pertanggung jawabannya.
Suatu hari setelah ta'lim muadib kami yang begitu digandrungi oleh para remaja ( karena kami masih muda :) ) memberikan pengumuman penting. Isinya adalah " anak-anak sebentar lagi kalian akan menjadi senior, istilahnya kalian akan memiliki adik kelas. Jadi kalian akan bapak libatkan dalam penyambutan santriawan/santriwati baru. Jadi sekarang akan bapak bentuk kepengurusannya" kurang lebih seperti itu. Yah begitulah akhirnya terbentuk kepanitiaan penyambutan santriawan/ti baru pada tanggal 18 Juli 2011.
Sebagai calon pemimpin mau tidak mau kita harus siap untuk mengemban amanah yangg telah diberikan pada kita. So,, menjadi calon pemimpin siapa takut???
Oleh karena itu seorang pemimpin adalah orang yang bisa memimpin dirinya terlebih dahulu, sebelum ia memimpin orang lain. Nahh kawan !! Saat kita mendapat cobaan, itu adalah proses kita untuk naik lebih tinggi lagi. Inget loh, orang yang sering mendapatkan cobaan adalah orang yang dicintai Allah. Kenapa?? Karena Allah memberikan kita satu tiket untuk mendapatkan pahala lebih darinya. Amin. 
Jadi, jangan pernah mengeluh ketika Allah sedang memberikan cobaan pada kita.
___SSS___
Ayo kawan-kawan seperjuangan, sama-sama kita berjuang untuk menjadi calon pemimpin. Pemimpin yang dapat mengajak umat untuk berjuang di jalan Allah. Dan mewujudkan cita-cita kita menegakkan islam di dunia. Keep istiqomah,,  keep fighting.

SMAIT Insantama ( Cerdas, Luar Biasa, Allahu Akbar )

Alhamdulillah, Luar Biasa, Allahu Akbar, YES !!!
  "Be the best, not be asa"

Wednesday, June 8, 2011

Cerita dibalik SMAIT Insantama angkatan 1

Kami memang angkatan awal. 
Terlahir pada tahun 2010, dengan 29 siswa, dan 27 siswi. Yang terbagi dalam 2 kelas, satu kelas ikhwan dan satu kelas akhwat. 
Biarpun baru kami ga kalah loh dalam prestasi, mau bukti??
1. Mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan 
Pada hari yang bersejarah itu 6 Oktober-7 Oktober kami angkatan pertama mengadakan perjalanan dengan berjalan kaki dari bogor ke Cianjur. Kami yang merancang kegiatan tersebut, lalu mencari dananya sebesar 20 juta dalam waktu seminggu, kami juga yang menjalankan keiatan tersebut. Sungguh pengalaman hebat, dengan senang dan susah kami bisa melaksanakannya ALLAHU AKBAR!!


2.  kami menjadi juara 3 dalam LPKS, yang diadakan oleh KIRJAS (Kelompok Ilmiah Remaja Jakarta Selatan). dari dua tim yang berlaju ke babak final salah satu tim kami (ikhwan) mendapatkan juara 3 se-Jabotabek, dan membawa piala bergilir dari MENPORA. Sedangkan tim akhwat menyandang gelar best speaker dalam lomba tersebut. Acara tersebut didukung dengan ilmu dari Ka Andy Setiawan yang memompa kami untuk semangat, LUAR BIASA!!!

3. Kami berhasil merealisasikan hasil karya kami pada perlombaan KIRJAS  untuk dijadikan sebuah kenyataan. Pada hari bersejarah 14 Mei 2011 kai merealisasikan ICC  (Insantama Chemistry Challenge) FCF ( Fun Chemistry Fair) IDC (Insantama Debate Competition). Dihari itu ratusan peserta dari SMP-SMA tingkat Bogor mengikuti acara yang kami adakan. Antusiasme dari mereka terlihat sejak acara dimulai. ICC adalah kegiatan belajar kimia dengan metode outbound yang seru, menarik, tapi tetap menambah ilmu. Sedangkan FCF kegiatan mengenalkan  kimia pada murid SMP agar membuat persepsi bahwa kimia itu mudah. Dalam FCF konsep yang diambil adalah Mencari jejak harta karun dengan menyelesaikan tugas-tugas yang terdapat pada stand-stand, tak hanya  itu terdapat stand-stand bazaar juga untuk menambah keramaian acara. Sedangkan IDC adalah melatih para siswa untuk berfikir tentang permasalahan-permasalahan saat ini. Acara ini sukses dan mendapat antusiasme LUAR BIASA!!! 
4. Setelah perealisasian lomba LPKS, kesempatan kami untuk menjelajahi luar tercapai dengan adanya undangan-undangan lomba. Salah satunya kami berhasil memenangkan lomba Jurnalistik tingkat Bogor perdana karena acara tersebut yang pertama. Dengan mengirimkan 5 orang perwakilan sekolah, kami berhasil meraih juara pada cabang Jurnalistik diantaranya :
Juara 1 Baca Berita tingkat SMA
Juara 2 Baca Berita tingkat SMA
Juara 1 Reporter tingkat SMA
Juara 1 Foto Jurnalistik tingkat SMA
tak hanya itu kami pun berhasil meraih Juara umum tingkat SMA dan memperebutkan piala bergilir dari Walikota. Dan alhamdulillah kami juga mendapat gelar best of the best, tak lupa dengan piala bergilirnya yang luar biasa.

 Semua ini dapat tercapai karena Allah SWT, Orang tua yang telah mendukung kami, Guru-guru yang telah memberikan kami harta yang berharga yaitu ilmu, Teman-teman yang sudah saling mendukung dalam suka dan duka, karena eratnya persaudaraan kami dapat mencapai semua ini, dan seluruh orang-orang yang telah memberikan support serta doanya. Dan tanpa usaha serta kemauan dari diri sendiri maka kami tak akan mampu seperti ini. Doakan agar kami dapat menapaki kehidupan ini serta tetap menjadi yang terbaik untuk dunia dan akhirat. Agar kami dapat mengukir prestasi hingga lingkup Internasional, dan agar kami disini dapat menjadi mujahid dan mujahidah yang berjuang di jalan Allah. Untuk menegakkan islam di dunia, dan tetap istiqomah di jalannya. Amin. 

Alhamdulillah, Luar Biasa, Allahu Akbar, Yes !!!!!!!!!

Pohonku sayang,ku jaga kau

Pohonku sayang,ku jaga kau

Aku Sobrina Fitriyah ChoirunNisa, seorang pelajar SMA kelas 10. Aku seorang pecinta lingkungan, yang senang dengan tanaman. Menurut teman-temanku aku sedikit tomboy karena hobiku yang senang outbound. Aku suka dengan petualangan di alam, itu semua karena ayahku. Balik pada masa lalu yang kini menjadikanku seperti saat ini. Ketika aku berusia 5 tahun ayahku sering bercerita tentang masa kecilnya. Saat ia masih kecil, ayahku sering  membuat berbagai mainan dari batang pohon. Ayahku juga sering memanjat pohon mangga untuk mengambil buahnya. Karena seringnya ayah bercerita tentang masa  kecilnya, aku yang berusia 5 tahun bertanya-tanya penasaran.
“ Buya, aku mau dong manjat pohon” kataku polos
“ Ya, udah kapan-kapan kita ke rumah Mbah di Jawa ya, nanti Buya tunjukin tempat main Buya” katanya
“ Hore.. aku mau manjat pohon” teriakku riang
___000___
Pada suatu hari, hari yang  paling special dalam hidupku. Pada hari itu keinginanku terwujud, ayahku mengajak aku dan keluargaku pulang kampung ke Jawa. Aku naik bis kesana, perjalanan yang sangat lama aku nikmati karena keinginan kuatku untuk memanjat pohon dan melihat tempat bermain Buya.
Setelah sehari semalam aku melalui perjalanan panjang ini, akhirnya aku sampai juga di Jawa Timur. Ketika aku memasuki perbatasan Tuban, terbentang laut luas menyambut kedatangan kami. Sorot kagum terpancar dari wajahku, kutempelkan wajahku dalam-dalam pada kaca bis. Hingga tak lama kemudian aku turun di persimpangan jalan.
“ Kita jalan ke dalam sedikit ya nak” kata ayahku
Saat itu aku melihat hamparan laut di depan mataku, biru airnya menyejukkan mata. Sepanjang jalan aku lihat hamparan petak sawah, dan tambak udang. Beberapa menit kemudian akhirnya aku sampai juga di rumah Mbah. Ketika aku datang Mbah menyongsong kedatanganku, dipeluk hangatnya tubuhku, dan diciumnya pipiku. Setelah itu disusul ayahku mencium kedua tangan orangtuanya dan memeluk erat keduanya. Tak lama Mbah mencium adikku yang berada dalam gendongan ibu. Kebahagiaan terpancar begitu hangat ketika kami berkumpul.
___SSS___
Keesokan harinya aku menagih janji ayahku untuk mengajakku melihat tempat bermainnya dulu.
“ Buya, ayo katanya mau ngajak Nisa lihat-lihat” kataku merengek
“ Ya udah ayo kita pergi” ajak ayahku
Akhirnya aku pergi bersama ayahku naik motor. Menyusuri jalan kampung yang asri. Aku lihat pemandangan disekitar hanya lahan kosong. 
“ Lihat itu! Tunjuk ayahku” sambil menunjuk sebuah rumah megah
“ Apaan itu Buya?? Rumah siapa besar baget” tanyaku
“ Dulu itu tempat Buya main bola” jawabnya
“ Kok sekarang ga ada lapangannya?” tanyaku
“ Iya sekarang udah jadi rumah-rumah itu nak” jawab ayahku
Aku pun harus kecewa dengan jawaban ayahku. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke tempat lain, tak lama kemudian kami berdua sampai di sebuah ruko-ruko.
“ Buya mau ngapain kesini? Mau beli minum ya?” tanyaku polos
“ Dulu ini semua kebun mangga punya pak de, dulu Buya manjat disini sampai pernah digigit ular” kata ayahku
“ Ih ko sekarang udah ga ada sih?” tanyaku kesal
“ Iya karena sekarang udah ditebang  jadi ruko-ruko” jawab ayahku
“ Ihh jahat ya, aku kan mau manjat pohon masa udah ga ada sekarang.” Kataku
“ Makanya kamu harus rawat pohon-pohon di rumah. Jangan dicabutin terus di jadiin mainan.” Kata ayahku
“ Iya Buya, Nisa mau beli pohon yang banyak terus dirawat, biar nanti bisa manjat pohon” kataku
“ Iya nak, kamu harus sayang sama pohon-pohon dan lingkungan ya” kata ayah sambil mengusap kepalaku
Aku pun pulang ke rumah Mbah dengan rasa kecewa. Ibu dan Mbah menyambut kedatanganku, mereka bertanya tentang jalan-jalanku hari ini.
“ Gimana nak, seru ga jalann-jalannya? Kemana aja” Tanya ibu
“ Ahh, semuanya udah ga ada bu, udah jadi rumah” jawabku kesal
“ Ya udah nanti kamu rawat pohon yang di rumah sampai besar, biar nanti bisa manjat” kata ibu
“ Iya deh bu” jawabku
Karena lelah aku pun tertidur, kedua orang tuaku tersenyum melihat tingkahku.
___SSS___
Sejak itulah, kini aku sangat senang dengan tanaman. Aku senang menyiram bunga-bunga yang berwarna-warni. Aroma semerbaknya menyebar mengharumkan jiwa. Rimbunan pohon-pohon hijau menenangkan jiwa. Aku sayang pohon, kan ku jaga slalu. 

Hijau bumiku, hijau pohonku

Hijau bumiku, hijau pohonku

Rani dan Rara adalah dua orang sahabat yang sudah bersahabat sejak mereka TK. Mereka berdua tinggal di komplek perumahan yang sama, tak heran jika mereka berdua sangat dekat. Namun sifat keduanya bertolak belakang, bagaikan langit dan bumi.  Rani gadis manis yang ulet, rajin, dan cinta lingkungan. Sedangkan Rara gadis tomboy yang ceria, semangat, namun cuek pada keadaan sekitarnya.
___SSS___
Sore itu mereka pergi ke taman di belakang komplek perumahan. Rani asyik melihat bunga-bunga yang bermekaran merekah menebar harumnya memamerkan warnanya, memberikan kedamaian bagi mereka yang melihatnya. Sedangkan Rara sibuk membaca komik detektif Conan didampingi sebungkus roti dan segelas Tupperware susu coklat dingin.
“ Ehh Ra, lihat deh bunganya indah banget, warnanya merah, harum banget lagi” kata Rani
“ Ahh males, lagi tanggung nih baca komik Conan, udah kamu lihat aja sendiri” jawab Rara cuek
“ Yee,, kamu kok gitu! Lihat dulu bagus tau..” balas Rani
“ Iya-iya ntar deh, nanggung nih udah mau selesai bacanya” katanya
“ Huh.. terserah kamu aja deh.” Kata Rani
Saat itu Rani berkeliling taman melihat keindahan bunga-bunga lainnya. Sedangkan Rara telah selesai menghabiskan sebungkus roti, lalu ia melempar begitu saja bungkus rotinya ke jalan. Rani yang sudah kembali dari jalan-jalannya langsung menegur Rara.
“ Ehh Ra, jangan buang sampah sembarangan dong! Kan udah ada tempat sampah” kata Rani
“ Ahh biar aja, ntar juga dipungut sama tukang bersih-bersihnya” jawabnya cuek
“ Ehh tapi kamu juga harus bisa menjaga kebersihan” kata Rani
“ Kalo aku jaga kebersihan, enak dong tukang bersih-bersihnya ga usah kerja tapi dibayar” kata Rara
“ Astagfirullah Rara, kamu ga boleh kaya gitu. Menjaga kebersihan itu sebagian dari iman loh!” kata Rani
“Udah deh, kamu mulai nyalahin aku. Iya-iya aku buang ke tempat sampah” Rara memungut bungkus tersebut sambil menggerutu
Hari sudah semakin sore, matahari sudah mulai bersembunyi di ufuk barat. Sekawanan burung-burung gereja sudah berterbangan di langit ingin pulang, hembusan angin membelai lembut penuh kehangatan.   Rani dan Rara pun meninggalkan taman dan pulang ke rumah masing-masing.
“ Udah dulu ya Ran, besok pagi aku ke rumah kamu, kita main lagi mumpung libur” ucap Rara
“ Oke deh Ra. Siipp!!!” jawab Rani
Mereka pun berpisah di ujung jalan Kenanga. Rani kembali ke rumahnya, sedangkan Rara ia masih sempat mampir ke warung untuk membeli kopi.
___SSS___
Pagi itu Rani terlihat asyik di taman bunga  yang ada di halaman belakang rumahnya.
Lihat kebunku penuh dengan bunga,  ada yang merah dan ada yang putih.
Setiap hari kusiram semua, mawar melati semuanya indah.
Syalalala…. Syalalalala…
Suara merdu terdengar keluar dari bibir mungil Rani. Ia menyiram bunga-bunga seraya bernyanyi. Tak lama kemudian Rara sudah muncul di hadapannya.
“ Ehh Rara, kamu ngagetin aja datang kok ga bilang-bilang” kata Rani
“ Yee kamu kenapa sih, kok aneh banget nyanyi-nyanyi sama bunga” kata Rara
“ Aku tuh ga aneh, tapi aku seneng lihat taman bungaku yang indah” kata Rani
“ Ahh terserah deh. Sekarang kita main apa nih?” tanya Rara
“Emm,, main cari harta karun aja yuk!” ajak Rani
“ Ya udah ayo…” Kata Rara
Mereka pun berpencar mencari barang-barang yang unik. Ada uang koin Rp 50, ada sisir patah, ada yang menemukan kodok, dll. Tak lama kemudian Rara menemukan lubang di ujung taman.
“ Eh Ran, sini deh. Ini lubang bekas apa?”  teriak Rara
“ Apaan Ra??” Rani menghampiri Rara
“ Lihat deh lubangnya kaya gua” kata Rara
“ Ahh kamu lebay deh, aku kira apaan. Paling bekas ayahku” kata Rani
“ Tapi kalo di cerita Conan, ini tuh misteri dan harus dipecahkan”  kata Rara
“ Ahh kamu tuh Conan terus deh,,” kata Rani
“ Ehh kita coba masuk yuk, kayanya muat deh” ajak Rara
“ Enggak ahh, kan kotor” kata Rani
“ Ahh payah banget sih, nggak apa-apa kotor sedikit” kata Rara
Karena terus-terusan dipaksa Rara, Rani pun mengikuti keinginan sahabatnya.
“ Ya udah ayo!” kata Rani
Mereka berdua masuk ke dalam lubang itu, namun tiba-tiba cahaya terang menyilaukan mata mereka.
“ Arrgghhhh….” Teriak mereka berdua
___SSS___
Tiba-tiba mereka berdua sudah berada di sebuah hutan yang tidak mereka kenal. Awalnya mereka kebingungan dan ketakutan. Namun lambat laun mereka menyingkirkan sedikit perasaan tersebut dan berubah menjadi rasa penasaran.
“ Ehh kok kita bisa sampe sini sih?” Tanya Rani
“ Aku juga ga tau nih” kata Rara
“ Trus gimana dong? Pasti orangtua kita mencari.” Panic Rani
“ Ya udah kita lihat-lihat aja siapa tau ada jalan untuk balik ke rumah” kata Rara
Mereka pun berjalan mengelilingi hutan tersebut, berputar-putar mencari jalan keluar, namun mereka tidak menemukannya. Rasa dahaga menyerang kerongkongan mereka berdua. Namun mereka berusaha menahannya. Tiba-tiba mereka melihat kilauan air di ujung jalan itu.
“ Ehh itu air bukan?” kata Rani
“ Ga tau, bisa jadi itu cuma halusinasi aja, aku udah mati kehausan nih” kata Rara
“ Kita lihat aja yuk, jalan kesana sedikit siapa tau itu air!” kata Rani
Mereka pun  berjalan kearah kilauan yang mereka lihat. Sesampainya disana mereka berdua segera berlari, mereka berteriak kegirangan karena kilauan itu memang air. Mereka segera menghilangkan rasa dahaga yang ada. Air itu terasa sangat dingin, menghapus kelelahan. Mereka pun membasuhkan air tersebut ke wajahnya. Memberikan kesegaran dan tenaga baru bagi keduanya.
Setelah tenaga mereka kembali, mereka melanjutkan perjalanan panjang tadi. Tiba-tiba mereka terdiam membisu, melihat pemandangan di hadapannya.
“ Indah sekali barisan pohon-pohon itu! Berbaris rapi bagaikan hamparan karpet hijau di istana” kata Rani
Rara tak dapat berkata karena baru saat ini ia melihat hamparan pohon-pohon yang begitu indah dipandang mata.
“ Iya” jawab Rara singkat
Di dekat situ ada gubug kecil, mereka berdua beristirahat di gubug tersebut. Perjalanan yang mereka jalani membuat mereka didera rasa kelelahan yang sangat, ditambah angin sepoi-sepoi membelai mereka sehingga  tertidur dalam keindahan alam.
___SSS___
3 jam kemudian
Tak terasa sudah 3 jam mereka tertidur di gubug itu. Matahari sudah menghilang di ufuk barat, berganti dengan bulan. Malam gelap menyelimuti bumi, ketika mereka terbangun sekeliling mereka sudah gelap. Perut mereka berbunyi minta diisi, akhirnya Rara membuat api sebagai penerang di tengah kegelapan. Rara adalah anggota pramuka di sekolah. Sedangkan Rani mencari buah-buahan untuk mengisi perut. Mereka berdua berniat untuk tidur di gubug itu dan melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar esok harinya.
Setelah mereka mendapatkan buah-buahan, mereka segera mengisi perut mereka. Dengan lahap mereka memakan buah-buah itu.
“ Wah untung ada pohon ya. Jadi, kita bisa makan buah-buah segar ini” kata Rara
“ Makanya kamu harus menjaga pohon-pohon ini” jawab Rani
Malam semakin larut, matahari telah hilang berganti bulan. Kegelapan menyelimuti keadaan tersebut. Rasa kantuk dan lelah menghinggapi mereka berdua. Setelah cukup mengisi perut mereka tertidur.
___SSS___
Matahari pagi muncul malu-malu, nyanyian merdu burung-burung berkicau. Tiba-tiba mereka berdua terbangun karena suara mesin yang keras.
“ Suara apa itu??” Tanya Rara
Mereka berdua keluar dari gubug kecil tersebut. Ketika mereka sampai diluar, sepatah kata pun tak dapat keluar dari bibir keduanya. Pandangan kaget, shock, bingung bercampur padu menjadi satu. Apa yang terjadi di hadapan mereka adalah nyata bukan sebuah fatamorgana. Ternyata keindahan pepohonan yang baru saja mereka lihat kemarin sudah menghilang satu persatu. Terlihat serombongan pekerja dengan alat berat melenyapkan satu persatu pohon-pohon.
“ Apa yang mereka lakukan? Kita harus mencegahnya.” Kata Rani
“ Iya tapi apa yang harus kita lakukan?” tanya Rara
“ Heiii, kalian hentikan semua ini” suara lantang Rara kalah dengan suara alat-alat berat.
Dengan penuh kebeRanian Rara melangkah, dan kembali berteriak marah. Ia berubah 180 0 melihat kejadian tersebut. Rara berteriak marah meminta para pekerja menghentikan semua itu, para pekerja itu berhenti sejenak melihat yang Rara lakukan. Setelah itu mereka tertawa melecehkan dan melanjutkan pekerjaan itu. Rara dan Rani tak dapat berbuat apa-apa lagi, mereka hanya bisa memandang pohon-pohon satu persatu lenyap.
___SSS___
Pagi berganti siang, siang berganti sore. Para pekerja sudah berhenti bekerja. Mereka pun meninggalkan hutan tersebut. Rara dan Rani melihat seperempat hutan sudah habis, pohon-pohon lenyap tanpa sisa. Ketika mereka berdiri di hutan yang sudah gundul itu, tiba-tiba Rara berteriak.
“ Lihat!!! Ada rumah-rumah di bawah sana” teriak Rara
“ Iya benar, tapi jauh sekali ra” kata Rani
“ Kita harus kesana dan melaporkan pada polisi” kata Rara
“ Baiklah, kita harus berjuang” kata Rani
Mereka pun berjalan dengan segera karena matahari mulai bersembunyi di ufuk barat. Berjam-jam mereka berjalan di tengah kegelapan malam, untung pada saat itu bulan bersinar terang, sehingga mereka tidak buta jalan. Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah perkampungan kecil, yang sunyi senyap, para penduduk sudah terlelap dalam mimpinya. Mereka berdua berkeliling perkampungan berharap ada penduduk yang bangun dan mengizinkan mereka untuk bermalam. Tak lama kemudian doa mereka di dengar, ada dua orang hansip yang berjaga menegur  mereka dengan pandangan cuuriga.
“ Kalian berdua ngapain tengah malam berkeliaran” Tanya salah satunya
“ Begini pak kami tersasar, dan  kami tidak punya tempat untuk istirahat” jawab Rani polos
“ Kalian bukan maling kan?” Tanya mereka berdua
“ Benar pak kami bukan maling. Kami ini tersasar di hutan dan melihat perkampungan ini” jawab Rara
“ Ya sudah ayo ikut saya ke pak RT” kata  hansip itu
Akhirnya mereka pun mengikuti kedua hansip tersebut menuju sebuah rumah yang cukup mewah. Di depan  rumah itu tertulis
Text Box: Bpk. Harja Sanusi
Ketua RT 05 Desa Sutaharjo
 



 Nah sudah sampai di rumah Pak Harja” ucap salah satu hansip
Hansip itu mengetuk pintu rumah pak Harja. Tak lama kemudian Pak Harja membuka pintu dengan wajah mengantuk. Setelah meminta maaf, salah satu hansip menjelaskan kedatangannya. Akhirnya Pak Harja dapat menerima mereka berdua. Mereka pun dapat beristirahat di rumah tersebut.
___SSS___
Keesokan paginya, mereka terbangundan sadar bahwa mereka ada di rumah Pak Harja. Mereka berdua keluar dari kamar, dan disambut oleh istri Pak Harja.
“ Kalian sudah bangun, pasti lelah setelah tersasar” katanya ramah
“ Iya bu, terima kasih atas kesediaannya” kata Rani
“ Ya sudah ayo kita sarapan, ibu sudah menyiapkan” ajaknya
Mereka pun mengikuti ibu ke ruang makan, ternyata disana sudah ada Pak Harja, dan anak lelakinya yang seusia mereka. Mereka pun duduk di meja makan, suasana disana penuh kehangatan. Sambil makan mereka menceritakan kejadian yang sebenarnya, mulai dari mereka menemukan lubang hingga pohon-pohon yang ditebang liar. Awalnya keluarga tersebut ragu, tapi mendengar keseriusan mereka, akhirnya keluarga Pak Harjo percaya.
Setelah sarapan, Rara dan Rani mandi dan bersiap untuk ke kota. Mereka berdua akan melaporkan kejadian penebangan liar pada polisi. Diantar Rasya anak Pak Harjo mereka ke kota. Sepanjang perjalanan mereka hanya berbicara seperlunya. Sampai di kota mereka menuju kantor polisi, disana mereka melaporkan seluruh kejadian di hutan. Polisi menyusun strategi, karena penebang itu sudah lama diincar, mereka adalah sindikat penjualan pohon ilegal.
___SSS___
Esok harinya polisi sudah bersembunyi di hutan, berpencar bersama Rani dan Rara. Tak lama kemudian suara alat berat terdengar. Ketika mereka ingin meruntuhkan pohon, polisi menghentikannya dengan cepat. Tertangkaplah tersangka tersebut, mereka mengakui dan melaporkan bos yang menyuruh mereka. Ternyata bos dari kasus ini adalah ketua RW di desa. Mereka ditangkap dan digiring ke dalam sel. Setelah hutan kosong, tinggal Rani dan Rara berdua disana memandang dengan perasaan lega. Jauh disana mereka melihat cahaya berpendar-pendar, mereka menghampirinya dan arrrgghhhhhhh mereka masuk ke dalam cahaya itu. Tiba-tiba mereka sudah berada di taman belakang rumah Rani. Berakhirlah perjalanan panjang mereka. Karena kejadian tersebut Rara kini menjadi ketua pecinta lingkungan,  mereka yang menyuarakan untuk penanaman pohon-pohon. Indahnya bumiku jika pohon-pohon hijau menghampar.

__SELESAI__