Welcome to Cerita Sobrina

Wednesday, June 8, 2011

Pohonku sayang,ku jaga kau

Pohonku sayang,ku jaga kau

Aku Sobrina Fitriyah ChoirunNisa, seorang pelajar SMA kelas 10. Aku seorang pecinta lingkungan, yang senang dengan tanaman. Menurut teman-temanku aku sedikit tomboy karena hobiku yang senang outbound. Aku suka dengan petualangan di alam, itu semua karena ayahku. Balik pada masa lalu yang kini menjadikanku seperti saat ini. Ketika aku berusia 5 tahun ayahku sering bercerita tentang masa kecilnya. Saat ia masih kecil, ayahku sering  membuat berbagai mainan dari batang pohon. Ayahku juga sering memanjat pohon mangga untuk mengambil buahnya. Karena seringnya ayah bercerita tentang masa  kecilnya, aku yang berusia 5 tahun bertanya-tanya penasaran.
“ Buya, aku mau dong manjat pohon” kataku polos
“ Ya, udah kapan-kapan kita ke rumah Mbah di Jawa ya, nanti Buya tunjukin tempat main Buya” katanya
“ Hore.. aku mau manjat pohon” teriakku riang
___000___
Pada suatu hari, hari yang  paling special dalam hidupku. Pada hari itu keinginanku terwujud, ayahku mengajak aku dan keluargaku pulang kampung ke Jawa. Aku naik bis kesana, perjalanan yang sangat lama aku nikmati karena keinginan kuatku untuk memanjat pohon dan melihat tempat bermain Buya.
Setelah sehari semalam aku melalui perjalanan panjang ini, akhirnya aku sampai juga di Jawa Timur. Ketika aku memasuki perbatasan Tuban, terbentang laut luas menyambut kedatangan kami. Sorot kagum terpancar dari wajahku, kutempelkan wajahku dalam-dalam pada kaca bis. Hingga tak lama kemudian aku turun di persimpangan jalan.
“ Kita jalan ke dalam sedikit ya nak” kata ayahku
Saat itu aku melihat hamparan laut di depan mataku, biru airnya menyejukkan mata. Sepanjang jalan aku lihat hamparan petak sawah, dan tambak udang. Beberapa menit kemudian akhirnya aku sampai juga di rumah Mbah. Ketika aku datang Mbah menyongsong kedatanganku, dipeluk hangatnya tubuhku, dan diciumnya pipiku. Setelah itu disusul ayahku mencium kedua tangan orangtuanya dan memeluk erat keduanya. Tak lama Mbah mencium adikku yang berada dalam gendongan ibu. Kebahagiaan terpancar begitu hangat ketika kami berkumpul.
___SSS___
Keesokan harinya aku menagih janji ayahku untuk mengajakku melihat tempat bermainnya dulu.
“ Buya, ayo katanya mau ngajak Nisa lihat-lihat” kataku merengek
“ Ya udah ayo kita pergi” ajak ayahku
Akhirnya aku pergi bersama ayahku naik motor. Menyusuri jalan kampung yang asri. Aku lihat pemandangan disekitar hanya lahan kosong. 
“ Lihat itu! Tunjuk ayahku” sambil menunjuk sebuah rumah megah
“ Apaan itu Buya?? Rumah siapa besar baget” tanyaku
“ Dulu itu tempat Buya main bola” jawabnya
“ Kok sekarang ga ada lapangannya?” tanyaku
“ Iya sekarang udah jadi rumah-rumah itu nak” jawab ayahku
Aku pun harus kecewa dengan jawaban ayahku. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke tempat lain, tak lama kemudian kami berdua sampai di sebuah ruko-ruko.
“ Buya mau ngapain kesini? Mau beli minum ya?” tanyaku polos
“ Dulu ini semua kebun mangga punya pak de, dulu Buya manjat disini sampai pernah digigit ular” kata ayahku
“ Ih ko sekarang udah ga ada sih?” tanyaku kesal
“ Iya karena sekarang udah ditebang  jadi ruko-ruko” jawab ayahku
“ Ihh jahat ya, aku kan mau manjat pohon masa udah ga ada sekarang.” Kataku
“ Makanya kamu harus rawat pohon-pohon di rumah. Jangan dicabutin terus di jadiin mainan.” Kata ayahku
“ Iya Buya, Nisa mau beli pohon yang banyak terus dirawat, biar nanti bisa manjat pohon” kataku
“ Iya nak, kamu harus sayang sama pohon-pohon dan lingkungan ya” kata ayah sambil mengusap kepalaku
Aku pun pulang ke rumah Mbah dengan rasa kecewa. Ibu dan Mbah menyambut kedatanganku, mereka bertanya tentang jalan-jalanku hari ini.
“ Gimana nak, seru ga jalann-jalannya? Kemana aja” Tanya ibu
“ Ahh, semuanya udah ga ada bu, udah jadi rumah” jawabku kesal
“ Ya udah nanti kamu rawat pohon yang di rumah sampai besar, biar nanti bisa manjat” kata ibu
“ Iya deh bu” jawabku
Karena lelah aku pun tertidur, kedua orang tuaku tersenyum melihat tingkahku.
___SSS___
Sejak itulah, kini aku sangat senang dengan tanaman. Aku senang menyiram bunga-bunga yang berwarna-warni. Aroma semerbaknya menyebar mengharumkan jiwa. Rimbunan pohon-pohon hijau menenangkan jiwa. Aku sayang pohon, kan ku jaga slalu. 

No comments:

Post a Comment