“Februari Kelabu”
Pagi ini begitu cerah, burung-burung berkicau riang menyambut sang mentari yang bersinar.
“ Umi, abi Aqila berangkat sekolah dulu ya” sambil mengecup punggung tangan orang tuanya
“ Hati-hati ya nak, belajar yang serius” kata abi
“ Sip, abi aqila bakal serius kok” jawabnya
“ Assalamu’alaikum umi, abi” seraya meninggalkan rumah
Aqila adalah sesosok remaja kelas XI IPA yang begitu periang, rajin, sholehah dan penuh optimis.
___AAA___
SMA Harapan
“ AQILAAAAAA,, tunggu sebentar” teriak Nara
“ Astagfirullah, Nara gausah teriak gitu. Ada apa sih? ” tanyanya
“ Tau ga kalo sekolah kita bakal ngadain Valentine Day?”
“ HAHH?? Masa sih, aku gatau tuh” jawabnya
“ Ya ampun satu sekolah udah tau kali, si Sinta aja udah buat baju untuk acara itu”
“ Loh untuk apa buat baju segala?” tanyanya polos
“ Aduh kamu tuh polos banget sih, untuk ngerayain acara itu lah” jawab Nara
“ Untuk apa sih buat acara kaya gitu? Buang-buang uang aja”
“ Entahlah, padahal menurutku acara itu sangat ga penting”
“ Nah itulah masalahnya kenapa harus ngadain acara kaya gitu, padahal saat ini banyak banget saudara-saudara kita yang kekurangan, sedangkan sekolah mau ngadain pesta diatas kekurangan mereka, Astagfirullah” kata Aqila
“Kriiinngggg,,,, kriiinngggg,,,, kriiiinnnnggg …….” bel masuk berbunyi
___AAA___
Sepulang sekolah
“ Aqila hari ini kita rapat OSIS ya! Ditunggu di ruang rapat” ucap Rere
“ Oke re, makasih infonya”
Tak lama setelah kepergian Rere, Nara datang menghampiri Aqila.
“ Qil, kita pulang yuk!” ajaknya
“ Wah ra kamu tau ga kalo kita ditunggu di ruang rapat OSIS?” tanyanya
“ Oh iya aku lupa tadi Rere bilang, hehe bisaa penyakit pikunku kambuh” seraya tersenyum
“ Hahaa, kamu bisa aja, yaudah ayo kita nyusul mereka” ajaknya
___AAA___
Di ruang rapat
“ Baiklah, terima kasih atas waktu kalian hari ini sehingga kita bisa berkumpul dalam rapat OSIS” Rangga sang ketua OSIS membuka rapat
Tak lama kemudian Aqila dan Nara masuk ke dalam ruang rapat, “ Assalamualaikum, maaf terlambat, apa boleh masuk?” tanya Aqila
“ Tentu saja, silahkan duduk” jawab Rangga
“ Baiklah hari ini kita akan membahas mengenai rencana Valentine Day Party, jadi kita tentukan konsepnya sekarang” ucap Rangga
“ Maaf, kenapa kita harus mengadakan acara tersebut? Apakah urgensinya?” tiba-tiba Aqila bertanya
“ Baiklah, acara ini diadakan dalam rangka memperingati hari kasih sayang, biar hubungan kita semua semakin erat. Urgensinya ya jelas mempererat kasih sayang kita” jawabnya
“ Kenapa harus dengan party? Kenapa bukan hal lain?” Tanya Aqila lagi
“ Karena kalo party itu kita bisa fun, bebas, dll. Apa kamu merasa keberatan?”
“ Iya aku merasa sangat keberatan” jawab Aqila
“ Apa alasannya? Toh itu ngebuat kita semakin erat kasih sayang, dan kita juga bisa fun” jawab Sinta
“ Maaf sebelumnya, taukah kalian kalo Valentine Day itu peringatan orang kafir. Dan tahukah kalian kalo dengan merayakan Valentine penyakit HIV/AIDS menyebar dengan cepat, karena saat itu dengan mengatas namakan kasih sayang mereka rela melakukan apa saja, bahkan zina. Ada juga loh paket cokelat plus-plus, yaitu coklat, tiket hotel, dan parahnya kondom (maaf). Apa artinya itu? Berarti mereka yang membuat paket tersebut membuka bahkan menyuruh pembelinya untuk melakukan zina. Padahal taukah kalian kalo berjuta orang saudara kita di jalanan yang kekurangan. Kurang makan, kurang mendapat pengajaran, dan yang paling penting mereka kekurangan kasih sayang. Sedangkan kita malah berfoya-foya, dan melakukan hal-hal dosa itu. Kenapa kita ga berbagi sama mereka, dan apa kalian tau saudara kita di Palestina, dll. Saat ini sedang berjuang mempertahankan nyawa mereka? Apa kalian masih tidak sadar, toh kasih sayang itu bukan untuk sehari itu aja,tapi setiap hari harus ada kasih sayang.” jawab Aqila panjang
Semua anggota rapat terdiam, sepertinya mereka membenarkan penjelasan Aqila. Tapi tidak dengan Sinta ia tidak setuju dengan ucapan Aqila.
“ Tapi kan kalo di satu hari itu terasa lebih special, lagian itu semua udah jadi tugas pemerintah” ucap Sinta
“ Lihat kawan, pemerintah kita tidak bergerak, mereka hanya mengangkat dagu setinggi-tingginya menunjukan kesombongan atas kuasa yang mereka miliki. Dan tugas kita untuk saling mengasihi sesama makhluk Allah.” Jawab Aqila
“ Maaf aku izin duluan, karena ada urusan penting” kata Aqila
“ Oh kalo begitu silahkan, usul kamu akan dipertimbangkan” kata Rangga
“ Terima kasih, Assalamu’alaikum” seraya meninggalkan ruangan
___AAA___
“ Assalamu’alaikum, maaf ya terlambat” ucap Aqila
“ Iya kak, gapapa” jawab seorang bocah lugu
“ Hari ini kakak mau cerita tentang kasih sayang abadi, siapa yang mau denger??”
Semua anak mengangkat jarinya, menunjukan rasa antusiasnya. Mereka semua duduk rapi, dan siap untuk mendengarkan kisah.
“ …………. Jadi intinya walaupun kita tidak punya seorang pun di dunia ini, tapi kita harus ingat kalo kita punya Allah, yang selalu menyayangi kita sampai kapanpun. Walaupun kita suka nakal, tapi Allah tetep sayang sama kita, nah kalo gitu Allah baik ga?” tanyanya
“ Baiiiiiiikkkkk…..” teriak seluruh anak
“ Kalo begitu kita harus taat sama Allah, harus rajin sholat, harus sering berdoa. Kita juga harus saling menyayangi karena Allah Setujuuuuu???”
“ SETUUJUUUU” teriak seluruh anak
“ Nah insya Allah kakak bakal kesini lagi besok, nanti kakak bakal bawain banyak cerita untuk kalian.”
Tiba-tiba seorang anak perempuan nan manis menghampiri Aqila dan berkata “ Kak, aku sayang banget sama kakak karena Allah” ucapnya
Tak terasa bulir-bulir bening menetes dari kelopak mata Aqila. “ Iya kakak juga sayang kalian semua karena Allah” jawabnya
___AAA___
Di rumah
Ada sekian kubik aliran darah yang membuncah mendorong kuat hatinya, ketika ia mendengar ucapan sosok lugu tersebut. Rasa bahagia karena ia sudah melakukan tugasnya dengan baik. Seperti bisaa rumahnya kosong, kedua orang tuanya adalah pembisnis sekaligus pendakwah. Dalam kesendiriannya Aqila lebih banyak bermuhasabah pada sang Maha Esa. Hingga malam hari ketika kedua orang tuanya pulang, ia menceritakan segala kejadian di sekolah, termasuk rencana Valentine Day Party. Kedua orang tuanya berkata bahwa sudah seharusnya ia mengingatkan teman-temannya.
___AAA___
Keesokan pagi
“ Qil, kemarin kamu kemana?” tanya Nara
“ Aku ke suatu tempat, Nar”
“ Wah kemarin Sinta marah-marah, karena usul kamu akan dipertimbangkan” jawab Mara
Tak lama kemudian datang Sinta dengan wajah merah padam karena menahan marah. Nara sudah mengajak Aqila untuk menjauh, tapi Sinta dengan gesitnya menarik lengan Aqila.
“ Apa maksud kamu tidak setuju dengan VD Party?? Tanyanya penuh amarah
“ Aku hanya menyampaikan kebenaran kok, apa itu salah?”
“ Masih bertanya kamu? Jelas itu suatu kesalahan besar, emang ya kamu tuh norak, masa cuma acara party hari kasih sayang pake menentang segala. Kamu tuh cuma mikirin diri sendiri aja, kamu tau ga kalo dengan party itu teman-teman bisa seneng. Dasar kampungan, kalo sampe acara VD Party gajadi, aku ga bakal diem aja” Sinta pergi sambil mendorong bahu Aqila
“ Aqila kamu baik-baik aja kan?” Tanya Nara
“ Iya aku gapapa, udah ke kelas yuk sebentar lagi bel”
Sambil menunggu bel berbunyi, Nara berusaha menenangkan keadaan sahabatnya. “ Jangan dimasukin hati ya Qil”
“ Wah aku malah udah lupa tuh, mungkin emang aku yang egois”
“ Kamu bener kok, merayakan Valentine Day itu selain dosa juga ga bermanfaat” jawab Nara
“ Mau ikut aku pulang sekolah?” Tanya Aqila
“ Kemana?” tanya Nara
“ Nanti kamu bakal tau kok, tenang aja gausah tegang gitu” sambil menggoda sahabatnya
“ Ya udah deh aku ikut” jawabnya sambil tersenyum
___AAA___
Sepulang sekolah
“ Assalamu’alaikum, anak-anak hari ini kakak bawa teman kakak, namanya Kak Nara”
“ Assalamu’alaikum kak Nara” ucap anak-anak serempak
“ Waalaikumsalam adik-adik” jawab Nara
Tanpa terasa mata Nara memanas, rasa haru saat melihat optimisme mereka di tengah keterbatasan mereka. Ia baru tau selama ini sahabatnya Aqila, menjadi seorang pengajar di sekolah impian. Hal yang selama ini membuat ia bertanya-tanya, apa yang dilakukan Aqila setiap ia pulang sekolah. Nara pun ikut bergabung menceritakan berbagai hal pada anak-anak jalanan itu.
“ Kenapa kamu ga bilang kalo kamu mengajarkan anak jalanan?” tanyanya pada Aqila di perjalanan pulang
“ Ga apa-apa kok, karena ini sudah tugas aku” jawabnya
Diujung jalan mereka berdua berpisah.
___AAA___
Sekolah
“ Aqilaa, kamu dipanggil sama pak kepala sekolah” ucap Nara
“ Ada apa ya Nar? Ya sudah aku ke kantor dulu ya” sambil bergegas menuju kantor
Di kantor kepala sekolah tampak, pak Sugeng telah menunggu. Kemudian setelah dipersilahkan duduk oleh pak Sugeng Aqila pun duduk dengan penuh pertanyaan.
“ Kamu tau, kenapa saya pangggil?”
“ Tidak pak, ada apa ya?” Tanya Aqila
“ Apa benar kamu menentang acara valentine day party? Dan kamu egois sehingga bertengkar dengan Sinta?”
Aqila terkejut mendengarnya, Sinta memang anak sang kepala sekolah, jadi tak heran kalau ia tiba-tiba dipanggil karena masalah ini.
“ Maaf pak, saya tidak pernah bertengkar dengan anak bapak, apalagi kerana keegoisan saya”
“ Jadi, kamu menuduh saya membela anak saya?” serunya dengan nada tinggi
“ Tidak pak, maafkan saya. Saya tak bermaksud”
“ Saya akan minta wali kelas kamu untuk men-skorsing kamu 3 hari”
“ Tapi, pak! Jangan pak saya mohon”
“ Itulah balasan untuk anak yang suka sok tau”
Akhirnya Aqila harus menerima masa skorsing 3 hari. Ia hanya bisa menangis, mendapatkan fitnah seperti itu. Nara sebagai sahabat hanya bisa menabahkan hatinya. Beberapa teman sekelas Aqila mengadukan ketidak adilan ini pada yayasan. Nara menceritakan semuanya sejak awal, dan rupanya yayasan pun mencurigai sang kepala sekolah memiliki misi tersembunyi dibalik acara valentine day party.
___AAA___
Di rumah Aqila
Sebagai wujud kasih sayang dan kepedulian Nara dan teman-teman berkunjung ke rumah Aqila. Tampak Aqila dengan wajah berserinya, ketika melihat teman-temannya datang.
“ Terima kasih kalian sudah datang” ucapnya
“ Kami kesini karena kami membela kamu yang benar” ucap Rangga
Ketika semua teman-teman sedang berbincang-bincang sambil makan, Nara menghampiri Aqila yang sedang termanggu menatap kolam ikan.
“ Qil, tau ga 3 hari lagi kita bakal bakti social, dan acara Valentine day party batal karena Yayasan setuju dengan usulmu. Kepala sekolah kita sedang dalam proses pemeriksaan, karena dicurigai korupsi.”
“ Kasihan Sinta ya, pasti dia sedih banget. Kamu dan yang lain udah nengok dia?”
“ Belum, karena temen-temen masih ga suka dengan sikap dan cara dia” jawab Nara
“ Jangan gitu, bagaimana pun dia teman kita, saudara seiman kita. Jadi, kita harus dorong dia untuk bangkit” kata Aqila
“ Ya sudah nanti aku ajak temen-temen, kamu ikut kan?”
“ Insya Allah, aku ga bias janji”
“ Oh ya Qil, kamu diminta untuk jadi penanggung jawab acara amal itu”
“ Maaf aku gabisa, aku ga punya waktu” jawabnya
“ Loh, emang kenapa? Kamu tinggal bagi tugas sama yang lain kok! Huh, dasar orang sibuk ya kamu, jadi ga punya waktu” sambil menyikut Aqila
“ Lebih baik minta tolong yang lain aja ya, aku pingin tenang dulu. Oh ya aku minta tolong kamu didik anak-anak sekolah impian ya! Ajarin mereka biar bisa tambah cinta sama Allah” pintanya
“ Pasti aku bakal bantu kamu kok, aku jagain mereka deh. Apa sih yang enggak buat kamu, kan kamu best friend” ucap Nara sambil memeluk Aqila
___AAA___
Di rumah Nara
“ Kenapa Aqila ngomong gitu ya? Emang dia suka ada-ada aja, selalu penuh kejutan. Subhanallah, sungguh mulia perilakunya, tak heran kalo banyak yang sayang sama dia” batin Nara
Dalam diamnya Nara kembali mengingat waktu pertama ia mengenal Aqila. Saat itu Nara adalah seorang remaja yang pergaulannya bebas, pacaran, dugem, dan hal maksiat lain dia lakukan untuk kesenangan duniawi. Pada hari itu 14 Febuari 2010, hari itu nyawa Nara benar-benar terancam. Robi cowok yang suka padanya, ingin membunuhnya. Saat ini Aqila lewat dan melihat kejadian tersebut segera menolong Nara. Dengan jurus tifan yang ia miliki, cowok itu pun terjatuh dan pergi meninggalkan Nara. Sejak itulah Aqila dekat dengan Nara. Nara yang bebas kini telah menjadi seorang muslimah sejati, Nara pun kerap ikut dalam berbagai aktifitas dakwah bersama Aqila. Nara berjalan mengahmpiri lemari bajunya, ia buka lemari tersebut dan dikeluarkan sebuah gamis panjang berwarna hijau dengan motif sederhana, yang membuat gamis itu begitu indah. Itu adalah gamis pertama yang ia miliki, dan gamis tersebut adalah pemberian Aqila.
Nara pun tertidur dengan berbagai kisah yang ia alami bersama sahabatnya. Di tengah malam ia terbangun, dengan penuh perasaan galau ia teringat Aqila, segera ia mengambil wudhu dan sholat tahajud. Hingga ia tertidur lagi, ketika azan subuh berkumandang dia terbangun untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Setelah itu Nara segera mandi dan mempersiapkan persiapan menyambut pagi hari nan indah. Setelah ia keluar dari kamar, ibu menghampiri, “ Nar, Aqila nak” kata ibu
“ Kenapa Aqila bu? Dia telepon?” tanyanya “ Tidak sayang, Aqila sudah meninggal dunia” jawab ibu terbata-bata
Bagaikan tersambar petir, tangis Nara pecah ia tak menyangka akan kehilangan sahabat yang begitu ia cintai. Sahabat yang selama ini telah merubah hidupnya, dari pergaulan gelap, menjadi seorang muslimah. Seorang perempuan yang telah menyelamatkannya dari kelamnya febuari kelabu, saat ia berada dalam gelapnya dunia pergaulan. Dan sekarang sang penolong itu harus pergi selamanya di febuari kelabu.
___AAA___
Sekolah Impian
Hari ini 14 Febuari 2011 tepat dua hari setelah kepergian Aqila, siswa SMA Harapan berkunjung ke sekolah impian yang telah Aqila dirikan. Mereka berbagi kasih sayang pada anak-anak jalanan tersebut. Ada sedikit rasa sejuk ketika berada di sekolah ini, melihat kerja keras dan keikhlasan Aqila mendirikan sekolah impian. Nara merasa bahwa sahabatnya saat ini sedang tersenyum bahagia. Untuk mengenang kebaikannya SMA Harapan meresmikan Sekolah Impian sebagai sekolah bimbingannya. Dan secara resmi sekolah impian berubah menjadi
“ Sekolah Impian Aqila”
Ya Allah, sungguh indah hidup yang didasari atas cinta karena-Mu
Bagai barisan-barisan melodi nan merdu
Bagai bintang-bintang menaati titah tuhannya
Jagalah hati ini, agar kami senantiasa mencintai karena-Mu
Jangan biarkan cintaku pada makhluk mengurangi rasa cintaku pada-Mu
Izinkanlah daku memberi seluruh cintaku hanya kepada-Mu
___END___
~Seruni Aqila Al-Haq~
No comments:
Post a Comment