Welcome to Cerita Sobrina

Friday, April 22, 2011


POLITIK INDONESIA??? BAGAIMANA MENURUT MEREKA???

Politik pada masa kini di Negara kita Indonesia, sungguh mengiris hati. Bagaimana tidak pemimpin yang seharusnya mensejahterakan rakyat justru menyengsarakan rakyat. Tugas pemimpin adalah mendengar aspirasi rakyat, bukan mengabaikannya. Banyak kasus politik yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh pemimpin dan kesalahan system politiknya. Saat ini (14/04) saya berkesempatan untuk mewawancarai Mas Muhammad Ridwan selaku Redaktur Pelaksana Radar Bogor, mengenai “Politik Indonesia saat ini”.

Assalamualaikum Mas Ridwan, saya Sobrina siswi SMAIT Insantama
Waalaikumsalam, adik.
Langsung aja ya mas Ridwan, saat ini kondisi politik di Indonesia sangat buruk apalagi dengan adanya masalah-masalah politik. Menurut mas Ridwan politik itu apa sih? Dan bagaimana sih kondisi politik di Indonesia menurut mas Ridwan?
Politik itu adalah media untuk menjadi orang yang dikenal di suatu daerah/wilayah, dan tujuannya adalah untuk mencapai sesuatu.
Menurut saya kondisi politik di Indonesia sangat buruk, adik tahu sendiri kan politik Indonesia saat ini. Politik itu sarat dengan kepentingan masyarakat. Mereka berjanji berjuang untuk rakyat tapi justru berjuang untuk dirinya  sendiri. Sebenarnya politikus itu adalah motor untuk memenuhi aspirasi masyarakat tapi hal itu justru terabaikan. Ada politikus yang benar-benar berjuang untuk rakyat tapi ia terikat dengan partainya.
Contohnya : pembangunan gedung DPR yang menghabiskan dana milyaran, banyak pihak yang tidak setuju mulai dari rakyatnya hingga beberapa anggota politikusnya, namun jika partainya setuju maka mereka semua harus mantaatinya.
Jadi politik di Indonesia sangatlah buruk.
Peran Mas Ridwan sendiri dalam politik ini seperti apa?
Saya sendiri atas nama Radar Bogor hanya berperan untuk mempublikasikan politik, kami pun bukan pengamat politik. Kami hanya berperan untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa ada pemilihan umum dan berita-berita politik lainnya. Jadi kami hanya lembaga independen yang bertugas membantu mempublikasikan berita politik.
Nah, kalo peran bagi pelajar sendiri itu seperti apa?
Wah, ini pertanyaan yang sangat bagus. Karena pelajar merupakan calon penerus bangsa, jadi ini adalah langkah awal yang baik. Peran pelajar sendiri adalah untuk menjadi bahan pembelajaran tentang keadaan politik saat ini. Jadi ketika pelajar sudah memahami politik saat ini salah, maka mereka tidak akan mengikuti jejak pemimpin sebelumnya.
Emmm, untuk pertanyaan yang terakhir nih mas. Bagaimana pendapat mengenai politik dalam islam?
Saya tidak berani menjawab secara pasti, karena saya takut salah. Selain itu memang jarang terdengar mengenai politik dalam islam. Memang banyak ormas saat ini yang membawa nama islam seperti PKS, PPP, dll. Tapi saya sendiri tidak tahu tujuannya, apakah berjuang untuk rakyat, untuk islam, atau untuk dirinya.  Zaman dahulu ketika masa pemerintah Umar bi Khattab, keadaan politik sangat luar biasa indahnya. Saat itu Umar berkeliling mencari orang miskin, dan pada suatu ketika Umar melihat seorang ibu yang sedang memasak dan disamping sang ibu anaknya sedang tertidur. Umar terus memperhatikan sang ibu, tapi masakannya tidak kunjung matang. Umar pun bertanya kepada sang ibu
“ Wahai Ibu, apa yang engkau masak?”
“ Aku memasak batu” katanya
“ Mengapa engkau memasak batu?”
“ Karena aku tidak mempunyai gandum, dan aku sengaja memasak agar anak-anakku mengira ibunya sedang memasak makanan” jawab sang Ibu
Umar pun bertanya mengenai pemimpinnya, sebab sang Ibu tidak tahu bahwa Umar seorang pemimpin.
“ Bagaimana dengan pemimpin Negara ini bu?” tanya Umar
“ Dia hanya sibuk mengurusi pemerintahannya, tanpa melihat rakyatnya” jawabnya
Khalifah Umar pun segera kembali ke Istana, hatinya begitu sedih mendengar perkataan rakyatnya tanpa sedikit pun rasa marah ia kembali ke rumah sang Ibu sambil memikul satu karung gandum di atas punggungnya. Pengawalnya pun hendak membantunya.
“ Wahai khalifah, biar saya saja yang mengangkat karung tersebut” ucap pengawal
“ Apakah kamu mau menanggung dosa-dosaku karena tidak memperhatikan  rakyatku?”
Sang pengawal pun terdiam dan meminta maaf. Sesampainya di rumah sang ibu khalifah Umar memberikan karung gandum itu untuk sang Ibu. Ia tidak berkata bahwa ia adalah khalifah Umar, tapi ia berkata “ ini titipan dari khalifah Umar”.
Jadi setelah kita dengar cerita tadi sungguh berbeda politik saat ini dengan zaman rasul. Apakah ada pemimpin yang mengangkut karung untuk diberikan pada rakyatnya?? Untuk melihat rakyatnya saja tidak, apalagi seperti Umar. Jadi, saya berharap system politik saat ini bisa seperti pada masa rasul dahulu, walaupun tidak mirip dengan khalifah Umar namun mereka dapat menjadi aspirasi masyarakat.
Jadi mas Ridwan setuju jika politik islam tegak???
Ya saya setuju, asalkan politiknya tidak hanya membawa nama islam saja, melainkan menjalankannya dengan benar.
Terima kasih mas, atas kesediaan waktu wawancara kali ini
Iya sama-sama adik, saya juga senang dapat di wawancarai saat ini.
Wassalamualaikum
Waalaikumsalam
By : (Sobrina Fitriyah Ch/ Insantama C

No comments:

Post a Comment