Welcome to Cerita Sobrina

Sunday, November 4, 2012

Kejujuran dan berdamai dengan kekurangan



Dunia berputar. Siapa yang tahu hari esok. Sekarang serba ada dan tersedia, siapa yang tahu selanjutnya. Apalagi saat putaran dunia membawanya ke posisi bawah, saat itulah manusia merasa kekurangan.

Saat kekurangan, siapa pun tidak menghendaki keadaan itu dan tidak mudah pula melaluinya. Pada saat itu, manusia bisa berubah dan tak lagi sejalan denganNya. Inilah penghalang karunia Allah. Banyak yang menggadaikan aset berharga yang harganya tidak terbatas, yang itu menjadi pembatas kemuliaannya. Aset itu bernama kejujuran.

Tidak mudah hidup dalam kekurangan. Namun sikap dan tindakan semakin memperburuk keadaan dengan mengeliminasi kejujuran. Padahal kejujuran adalah mata uang yang berlaku di manapun, untuk tujuan apapun dan dalam situasi bagaimanapun. Kejujuran lebih berharga dari pada apapun, bahkan saat tak punya apapun dan siapapun. Ketika seseorang telah kehilangan kejujuran, sesungguhnya saat itu dia tidak memiliki apapun lagi. Manusia di sekelilingnya berbalik dan mengacuhkannya, dan Allah mencatatnya sebagai pembohong.

Berlaku jujurlah walaupun dalam keadaan kekurangan. Pada saat itu dia sedang membangun sebuah usaha besar atas masa depannya. Dengan kejujuran, orang dengan mudah percaya padanya. Ia sesungguhnya sedang membangun dan berjalan ke arah kesuksesan.

Pada diri manusia, kejujuran adalah energi positif  walaupun ia berkubang dengan segudang kekurangan. Ia sesungguhnya sedang belajar menerima dan bersahabat dengan dirinya. Saat itu ia sedang membangun kesadaran menerima diri apa adanya, tidak memoles kekurangannya dengan berbagai hal yang memberi kesan hebat di hadapan manusia.

Menutupi kekurangan dengan polesan, hanya semakin menjerumuskan diri ke dalam kesulitan baru. Tidak perlu takut atau malu bila hal tersebut diketahui atau menjadi bahan pembicaraan. Semestinya bersyukur bahwa Allah masih berkenan menguji, dan indikasi bahwa Allah masih perduli bahkan sayang kepada makhluknya.

Kekurangan bila disikapi dengan damai, maka akan terasa damai pula. Kekurangan justru menjadi pemacu semangat menumbuhkembangkan hidup seseorang. Ikhlaskan saja semua berputar, dan tetap berusaha sebaik mungkin untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Soal hasil, Allah SWT telah menyiapkan skenario hidup yang lebih cantik.

By : Islisyah Asman

No comments:

Post a Comment