Dan entah mengapa ini adalah titik jenuhku.
Aku memasuki perpustakaan kecil milik om ku. Aku susuri deretan-deretan buku dalam lemari.
Jemariku meraih sebuah buku yang covernya menarik. Entah karena ini sebuah ketidak sengajaan atau perasaanku saat ini. Dan aku mengambil sebuah buku dengan judul "Berkah Kehidupan" sebuah buku yang berisi 32 kisah inspiratif tentang orangtua.
Untuk setiap orangtua yang telah memberikan
yang terbaik bagi anak-anaknya
dan untuk setiap anak yang tak lupa mensyukuri berkah
kehidupan yang telah diterima melalui orangtua
cover berkah kehidupan |
Dalam sebuah bab aku menemukan sebuah tulisan :
Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra-putri kehidupan.
Mereka terlahir melaluimu, tetapi bukan berasal darimu,
karena itu mereka ada bersamamu tapi bukanlah milikmu.
Engkau harus memberi mereka cintamu, tetapi bukan pemikiranmu,
karena mereka punya pemikiran mereka sendiri.
Engkau bisa memberikan rumah untuk tubuh mereka,
tetapi tidak untuk jiwanya.
Karena jiwa mereka akan tinggal di rumah masa depan,
yang tak bisa kau kunjungi, bahkan dalam mimpimu sekalipun.
Engkau boleh mencoba meniru mereka,
tapi jangan paksa mereka menirumu,
karena kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
tidak pula akna terulang.
Engkau adalah busur panah,
yang darinya anak-anakmu akan meluncur ke depan.
Sang pemanah menarikmu dengan keagungan-Nya agar anak
panah bisa melesat jauh menuju keabadian.
-"Tentang Anak" Khalil Gibran-
(Mereka bagaikan busur kehidupan, Satya Adi Prasetyo hal: 254-255)
Emang sedikit aneh sih, tapi intinya adalah.
Orangtua bagaikan busur kehidupan bagi kita.
Tanpa cinta tulus mereka, tanpa pengorbanan besar mereka.
Tanpa ketangguhan jiwa, dan kesabaran hati mereka.
Kita tak akan mampu melesat seperti saat ini.
I Love you Ibu dan Buya.
Kemarin, Hari ini, Esok dan Selamanya
No comments:
Post a Comment