Pesta besar di Indonesia akan kembali menyemaraki Indonesia.
Pemilihan Presiden dan legislatif akan diadakan.
Semua sudah berlomba-lomba untuk menunjukan kompetensi nya untuk menjadi pemimpin Indonesia.
Dimana-mana sudah tertempel poster, pamflet, dan segala hal yang mendukung kampanye pemilu.
Bukan hanya Indonesia yang memilih namun di kampusku pun akan mengadakan pemilihan Presiden Mahasiswa dan calonnya. Semua kandidat sudah menunjukkan kemampuannya menjadi seorang pemimpin yang layak dipilih. Tapi siapakah ia yang layak itu? Entahlah, aku pun tidak tahu.
Harus diakui bahwa kursi pemerintahan adalah kursi yang sangat menggiurkan. Memiliki posisi dan mengatur negara adalah suatu keistimewaan yang tidak semua orang dapatkan. Apalagi, untuk seorang petani yang hidupnya pas-pas an. Saat ini semua orang berlomba-lomba untuk menduduki kursi kepemimpinan, bak seorang raja yang duduk di tahta kerajaan. Padahal, tugas menjadi seorang pemimpin negara sangatlah berat. Menjamin kesejahteraan rakyat, berlaku adil pada seluruh rakyat, dan kewajiban lainnya yang harus ia laksanakkan. ditambah lagi dengan tanggung jawab yang akan ia laporkan kelak pada hari akhir. Sungguh aku tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya ia mempertanggungjawabkan semua itu.
Pernah aku membaca sebuah tulisan pendek, " Yang harus diganti itu bukan hanya pemimpinnya, namun sistemnya juga". Kembali aku mengingat sebuah kalimat yang tak asing bagiku. " Kebaikan yang tidak terorganisir, akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir". Bagiku, pemimpin yang baik pun akan kalah jika sistem yang ada saat ini tidak baik namun terorganisir dengan sempurna. Banyak sekali pemimpin yang niatnya memang benar-benar lurus, namun karena keadaan sekelilingnya tidak mendukung ia terbawa oleh keadaan tersebut. Ibaratkan saja dengan sepotong kue yang sangat lezat, namun diletakkan diatas tutp sampah yang kotor. Begitulah keadaan saat ini, walaupun kue itu nampak lezat, namun wadahnya kotor. Sama halnya dengan mencuci baju putih, di air yang berlumpur.
Inilah mengapa pada akhirnya suatu sistem yang terorganisir dapat mempengaruhi pemimpin yang menggerakannya. Tinggal seperti apakah sistem itu, apakah itu sistem yang benar atau sebaliknya.
Saturday, March 22, 2014
Monday, February 24, 2014
Thursday, January 2, 2014
welcome to my new world
Ketika mimpimu belum tercapai, maka usahamu, istiqomahmu,
kesabaranmu diuji.
Hampir 4 bulan sudah aku resmi menjadi mahasiswi di sebuah
perguruan tinggi swasta, dengan jurusan fisioterapi. Kenapa harus fisioterapi?
Yah, karena aku memiliki sedikit basic di bidang tersebut, walaupun pada
dasarnya aku bertekad kuat untuk menjadi seorang dokter. Dari kegagalan aku
memasuki kedokteran dan jatuh ke dalam lembah fisioterapi, (*ehh) aku mulai
berfikir banyak hal yang membuatku semakin dewasa.
Terkadang apa yang kamu inginkan, tidak semua nya tercapai.
Ada hal yang terbaik bagimu, yang memang menurutmu itu tidak baik, tapi bagi
Sang Pemilik Jiwa itu adalah yang terbaik bagimu. Terkadang aku mengeluh dengan
keadaan yang aku miliki, atas usaha yang belum maksimal sehingga aku tidak bisa
meraih cita-citaku, dan segala sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana. Dan
disinilah keyakinanku diuji, seberapa besar usaha dan keyakinanku yang telah ku
kerahkan.
Namun, dari kegagalan yang ku alami banyak proses
pendewasaan yang membuatku harus mengerti. Aku berada di antara usaha dan
takdir, jika hukum newton mengatakan aksi=reaksi atau biasa di interpretasikan
usaha=hasil. Bagiku usaha=proses hasilnya merupakan bonus. Bagaikan menyerahkan
proposal, sebagai bentuk usaha mendapatkan dana kita akan mempromosiikan
proposal kita, diterima atau tidaknya proposal tersebut itu keputusan pihak
sponsor. Aku menyerahkan list mimpiku, berusaha melakukan yang terbaik agar
proposal mimpiku diterima, keputusan terwujud atau tidak mimpiku itu adalah hak
Allah.
4 bulan bukanlah waktu yang sebentar. Bagi aku yang awalnya
bertekad menjadi seorang dokter, dan mungkin hingga detik ini mimpiku masih
mengambang di depan keningku. Tapi, di tempat inilah aku belajar untuk
bersyukur, dengan bekal yang sudah aku dapatkan dari jenjang pendidikanku
sebelumnya. Bekal yang sungguh bermanfaat dan membuatku yakin untuk meraih masa
depanku, dengan jalan lain yang mungkin saja sebagai fisioterapis.
Aku berada di dalam kelas Fisioterapi S1 A, dengan 40 orang
mahasiswa dari berbagai daerah. Sudah bukan hal asing bagiku, karena semasa SMA
aku sudah mengenal perbedaan daerah. Aku di kelilingi teman-teman yang saling
mendukung, sama-sama mendukung untuk meraih mimpi, teman-teman yang antusias,
mau berbagi, dan rela aku buat repot dengan aku nebeng. Yah, aku memang tidak
diizinkan bawa kendaraan (motor), dengan banyak alasan. Sehingga mau tidak mau
sesekali bahkan berulang kali aku harus membuat repot teman-temanku.
Selain itu aku pun memiliki banyak keluarga baru lainnya.
Himpunan Mahasiswa Program studi (HMP) Fisioterapi, Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) FIK, dan LPM Ibnu Sina (Lembaga Pers), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan ORMAWA lainnya mereka merupakan keluargaku di
tempat ini.
Aku memulai langkah di tempat ini dengan suatu keputusan
berat, meninggalkan keluargaku, kenyamanan rumah yang sudah ku tinggalkan sejak
3 tahun lalu, dan memutuskan mimpiku sebagai dokter. Dan di tempat ini aku
memulai untuk merajut mimpi baruku. Aku akan berdiri sekokoh karang di lautan,
menghadapi hantaman ombak nan kuat.
Membawa jutaan kerlip bintang yang satu per satu akan ku berikan pada mereka
yang ku cinta.
Bagiku apa yang sudah aku berikan untuk Allah, keluargaku,
agamaku, teman-temanku, dan orang-orang di sekitarku?
Sunday, December 8, 2013
Menyeruput aroma jasmine dari asap mengepul dalm cangkir tehku.
Ditemani rintik-rintik hujan.
Membawaku terbang ke masa lalu, mengingatkanku rentetan sejarah yang tak pernah luput.
Ditemani rintik-rintik hujan.
Membawaku terbang ke masa lalu, mengingatkanku rentetan sejarah yang tak pernah luput.
Label:
Segores tinta
Wednesday, October 16, 2013
Sang Pejuang
Sang pejuang dalam goresan tinta mimpi yang tak berkesudahan.
Sang pejuang dengan mimpi besar penuh perjuangan.
Sang pejuang dengan cinta penuh keabadian.
Sang pejuang dalam barisan terdepan menyongsong gemilang peradaban.
Sang pejuang dengan mimpi besar penuh perjuangan.
Sang pejuang dengan cinta penuh keabadian.
Sang pejuang dalam barisan terdepan menyongsong gemilang peradaban.
Label:
dreams,
Segores tinta
Monday, September 9, 2013
sesuatu yang ideal itu terkadang bertolak belakang dengan realita.
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
kini aku duduk termenung di kursi panjang depan ruangan D0301.
menanti kelas pertama bahasa indonesia.
setelah resmi menjadi mahasiswi jurusan fisioterapi S1, aku meyakinkan diri bahwa ini adalah yang terbaik.
satu demi satu mimpi yang kutuliskan ku coret, termasuk menjadi mahasiswi fisioterapi UMS.
kini, aku sadar bahwa apa yang kita rencanakan belum tentu hal yang terbaik untuk kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)