In my life
Add caption |
By : Sobrina Fitriyah Ch
Masa kecilku tergolong indah dan menyenangkan. Aku lahir pada hari Rabu,15 Maret 1995 di kota hujan (Bogor) dan diberi nama Sobrina Fitriyah Choirunnisa . Walaupun keluargaku pas dalam hal ekonomi tapi aku tetap merasakan kebahagiaan dan kasih sayang yang lebih dari orang tuaku. Ayahku seorang guru ngaji dan guru bahasa arab, muridnya dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa hingga polisi yang jabatannya tinggi, ckckck. Wajarlah buya (panggilan untuk ayah) adalah lulusan dari Pondok Madani Gontor di Ponorogo, jadi bukan hal yang aneh jika buya mahir berbahasa arab. Sedangkan ibuku seorang pegawai di perusahaan garment bagian administrasi. Orang tuaku dapat dibilang memanjakanku, apa yang ku mau mereka berusaha turuti. Saat kecil aku anak yang nakal, tapi nakal yang wajar. Sewaktu aku baru belajar jalan pengasuhku mba ni’ ke kamar mandi untuk wudhu, sedangkan keluargaku yang lain sholat berjamaah. Aku merangkak ke dapur dan saat itu juga aku menduduki panci sop yang baru diangkat, tau kan apa yang terjadi selanjutnya???
Kenakalanku tidak hanya itu saja masih banyak lagi yang lain, aku terbilang tomboy tapi feminine juga. Akhirnya saat usiaku sudah cukup aku dimasukan ke TKIT Al-Ghozaly, tapi bukan berarti ku udah ga nakal lagi loch. Ayahku dulu sering dakwah sampe ke Malaysia dan Singapura, jadi ku sering ditinggal. Pada tahun 1999 aku dapet temen baru, ibuku melahirkan anak perempuan namanya Nabila Laila Ramadhany. Ukkhhh lucunya dia, aku seneng karna ada yang nemenin ku. Waktu kecil nabila kaya orang cina, matanya sipit, gembil, dan putih. Eemm selain jadi guru ngaji dan bahasa arab buya jadi pegawai swasta di perusahaan otomotif, sampai sekarang buya masih setia di perusahaan itu.
Pada umurku yang ke 6 aku masuk SDIT Al-Ghozaly, wah sekarang aku udah mulai besar walaupun masih suka nyedot ingus, iihhhh ternyata dulu aku jorok juga, hahaha. Pada Mei 2002 adikku lahir namanya M.Farhan Al-Ma’sum, wah ibuku susah sekali melahirkannya sampai harus operasi Caesar, ternyata itu smua karna bayinya lahir dengan berat 4,2 kg. Besarnya dia ketika aku lihat di tempat perawatan bayi, udah kaya daging gulung,hehehe jahatnya aku. Aku sayang sama adik-adikku, walau sering bertengkar.
Kebetulan dalam rumahku ada pagar kayu yang melintang di ruang nonton. Pagar itu dipasang biar kita ga nonton tv terus, jadi pada suatu malam aku panjat pagar itu untuk nyalain tombol power dan ngambil remote setelah nyalain power satu tanganku megang remote dan aku manjat lagi keluar pager tiba-tiba, gubbrraakkk aku jatuh tersungkur ke lantai darah bercucuran dari daguku. Ayahku sedang tidak ada, hanya ibu dan omku, setelah diperiksa om ternyata daguku robek, ibu panic aku pun dibawa ke klinik deket rumah tapi, klinik itu udah tutup. Akhirnya, aku dibawa ke umah sakit, daguku dijahit 10 jahitan. Hmmm bener-bener nakal ya aku???
Pada suatu hari nenek dan kakek datang dari Palembang, aku senang karna aku termasuk manja sama kakekku. Selama beberapa minggu nenek dan kakek tinggal di umah,hingga akhirnya pada suatu malam mereka minta diantar ke terminal untuk pulang ke Palembang. Ibuku menyarankan untuk pulang besok pagi karna waktu menunjukan pukul 9 malam,tapi mereka tidak mau. Akhirnya buya mengantar ke terminal, aku menangis pingin ikut ngantar ke terminal. Sebenarnya aku dilarang ikut karna sudah malam dan mulai gerimis,tapi karna aku nakal akhirnya aku ikut.
Sampai di terminal tetesan air mulai turun dari langit, buya menarikku agar berjalan cepat kanan kiri bis parker berdempetan, hingga menyisakan jalan yang kecil. Aku berjalan sambil melihat ke belakang, sedangkan ayahku menarikku untuk jalan lebih cepat. Ketika aku menoleh ke depan “bruukkkk” kepalaku menabrak pintu belakang bis. Darah segar bercucuran dari dahiku, buya membawaku ke warung untuk membeli tisu dan air minum. Ternyata dahiku juga robek, karna kondisi buya sedang panik rumah sakit yang berada di dekat terminal tidak terpikirkan oleh buya. Buya membawa aku pulang ke rumah, ibu yang melihat keadaanku langsung mengajak buya ke rumah sakit, dan ternyata rumah sakit itu ada di dekat terminal. Waduuhh buya saking paniknya sampe ga kepikiran, untung anaknya ini ga ditelantarin. Jadilah aku dijahit 6 jahitan di rumah sakit itu. Wahh rasanya badanku udah kaya baju robek dijahit-jahit,,hahaha.
Aku punya temen dari aceh,namanya sakinah dan mursidah mereka kakak beradik. Mereka masuk ke sekolahku juga sakinah sekelas sama aku sedangkan mursidah lebih tua. Di tahun 2002 ku mendapat musibah, keluargaku diusir dari rumah yang aku tinggalin dan yang mengusir keluargaku adalah saudara sepupu ibuku. Aku yang masih polos menganggap kalo aku hanya pindah biasa bukan karna diusir, kejadian itu saat tiga hari sebelum lebaran. Bayangkan gimana perasaan orang tuaku, sedih bukan main. Aku tinggal di rumah tanteku, selama 2 minggu hingga akhirnya aku pindah rumah.
Di rumah itu aku tinggal selama 2 tahun, rumah itu sederhana tapi halamanya amat luas. Halaman rumahku terdapat pohon alpukat, jambu, delima, dan banyak lagi. Kalo pohon lagi berbuah kadang aku membagikannya kepada tetangga. Sesuatu yang tidak terlupakan dalam memoiku.
Hingga akhirnya pada tahun 01 januari 2005 aku pindah ke serpong tangerang. Aku melanjutkan sekolahku di SDN Serpong 1, aku masuk kelas 4 semester 2 dan saat itu juga aku harus belajar untuk masuk kelas 5 unggulan. Alhamdulillah aku bisa masuk kelas 5A, di kelas itu persaingan terjadi, walau tidak menjadi juara tapi nilaiku cukup baik untuk melanjutkan ke kelas 6. Aku menjalani hari-hari seperti biasa hingga saatnya ujian nasional kelulusan SD, aku bisa lulus dengan nilai yang cukup baik.
Aku melanjutkan ke Mts.An-Najah di sekolah ini aku bertemu dengan teman-teman yang baik aku bersahabat dengan mereka dan aku punya nama persahabatan yaitu KALIMANTAN nama itu diambil dari awalan nama kami (kalma,lia,imut,ayu,nisa,puspita,alviah,nurmah). Bukan berarti dalam persahabatan kami semua lancar, tapi terkadang kami harus saling berdiam-diaman karna berbeda pendapat tapi, itulah ujian dalam persahabatan yang membuat kami makin kompak.
Kami saling mendukung contohnya ketika puspita lomba puisi di bandung kami mendukungnya, dan sebaliknya ketika aku olimpiade matematika di UNJ mereka member dukungan. Aku dan ayu terkadang ikut lomba bersama yaitu cerdas cermat di UIN dan MIPA di Al-Azhar, makanya aku dan ayu paling deket. Setiap tahun aku study tour ke berbagai tempat tahun pertama aku ke ITB,dan Waduk Jatiluhur. Tahun kedua sekolahku ke UI, dan Kebun Raya. Tahun terakhir aku ke UNS, candi Prambanan dan sekitar yogya. Dalam setiap kesempatan aku dan sahabatku berusaha untuk bersama.
Ujian nasional tiba aku bersungguh-sungguh karna ujian ini yang menentukan akhir perjuanganku selama 3 tahun. Mulai dari bimbel, try out aku lakukan setiap hari. Pada hari yang bersejarah yaitu ujian nasional aku menjawab soal dengan sangat teliti. Ketika pengumuman kelulusan aku tidak bisa merasakannya karna aku harus tes di MAN Insan Cendekia, aku harus bersaing dengan 4000 peserta untuk mendapatkan 240 tempat di sekolah tersebut. Sayangnya yang aku tidak mendapat kesempatan itu, dan aku harus menerima keputusan orang tuaku untuk pesantren, dengan berat hati aku harus terima karna aku yakin mereka telah memilih yang terbaik.
Setelah perpisahan aku berpencar dengan sahabat-sahabat. Aku masuk SMAIT Insantama di Bogor, di sekolah itu juga aku pesantren. Aku adalah angkatan pertama SMA itu, kebetulan ada beberapa guru-guruku yang penah menjadi murid belajar bahasa arab buya. Ternyata semua ga kaya yang aku bayangkan, justru aku senang di sekolah yang baru disana ada dua kelas yaitu kelas akhwat(perempuan) dan ikhwan (laki-laki). Model sekolahku kaya sekolah alam aku biasa belajar dengan bebas kalo di kelas ngantuk kita semua belajar di halaman luar.
Pada bulan oktober aku dan angkatanku mengadakan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) uniknya pesertanya adalah semua siswa-siswi SMA. Dalam LDK itu kami semua harus mencari dana sebanyak 20 juta selama 10 hari, bayangkan!!!! Selain itu dalam LDK kami harus berjalan kaki dari Bogor – Cianjur. Waduucchhh jauhh banget,, waktu dibayangkan pasti sangat cape tapi ternyata setelah dijalani sangat menyenangkan. Kami juga diliput oleh media, kaya artis ya, hehehehe… banyak pelajaran yang ku dapat dari LDK itu, kami berhasil mendapat 20 juta karna kerja keras kami sendiri. Kalian bisa baca liputan perjalanan kami di D’Rise atau web www.insantama.sch.id
Bukan berarti perjuangan menjadi “calon pemimpin masa depan” sampai disitu setelah itu aku UTS, dan ikut class meeting. Kami diberi tugas untuk membuat essai (cerita reportase) mengenai LDK selama seminggu aku mengerjakannya. Setelah tugas essai selesai kami dibagi 2 kelompok akhwat dan ditugaskan untuk membuat madding “First in the world” selama 2 minggu. Setiap hari aku harus merelakan waktuku untuk tidur lebih malam (begadang). Kadang aku tertidur di kelas karna mengerjakan hingga pukul 1 malam. Dan akibatnya kami sering ngantuk saat ta’lim habis subuh dan saat belajar di kelas. Akhirnya madding itu selesai dan berhasil menjadi first in the world.
Di sekolah ini juga aku diajarkan berdakwah, dan bergaul dalam hubungan social. Baik tentang hubungan laki-laki perempuan,dll. Aku berdakwah dengan cara masyiroh, aku dan teman-teman berjuang menegakan khilafah. Aku senang mendapat pengalaman baru lagi ketika aku aksi mengenai penolakan pembakaran al-qur’an dan penolakan kedatangan obama. Itu semua salah satu cara untuk berjihad dan berdakwah demi tegaknya khilafah.
Itulah ceritaku sejak aku kecil hingga saat ini, semoga semua menjadi pelajaran agar kita bersabar dalam menghadapi cobaan hidup yang telah Allah beri. Aku bercita-cita untuk menjadi dokter + pemain music yang sukses peduli umat. Amin, tolong doakan!!!
No comments:
Post a Comment