Welcome to Cerita Sobrina

Sunday, November 14, 2010

puisi terakhir kakakku tersayang

PUISI TERAKHIR KAKAKKU TERSAYANG
By : Sobrina Fitriyah Ch

Pulang sekolah Seruni masuk rumah,dengan tampang cemberut sambil marah-marah.
“Iihhh nyebelin banget si Karin, gara-gara dia aku dibuat malu satu sekolah. Apa maunya sich???”
“Ada apa sich Runi??pulang sekolah kok marah-marah”,kata ibu.
Runi mengacuhkan ibunya dan masuk kamar.
Cekkrek Runi membuka pintu. “ngapain kakak disini?? Emang ga punya kamar sendiri?”
“Eh Runi,,,udah pulang. kok ga Assalamu’alaikum dulu??”
“Ini kamarku,,ngapain kakak di kamarku?? ngeberantakin aja”
“Ehh iya ini kamar kamu, sorry dech biasa kakak lagi menyalurkan hobi nulis kakak,,tenang ntar kakak beresin”
“Emang ga bisa ya kalo di kamar sendiri??” Runi marah-marah
“Pelit banget sich adekku,,kan kamar kamu nyaman”
Brraakkk pintu kamar dibanting,,Runi pergi meninggalkan kakaknya.
Ibu…ibu…ibu… Runi memanggil ibunya
“ada apa sich  Runi teriak-teriak” ibu menghampiri runi
“ngapain sich kak Rina di kamarku? Dia kan punya kamar sendiri”
“mungkin kakak kamu lebih nyaman di kamar kamu,,udah ahh ga usah ribut lagi”
“ahh ibu ngebelain kakak terus, ga adil semua mending aku pergi”
Runi pergi meninggalkan rumah dan baru pulang ketika malam hari,,orangtuanya sangat khawatir.
“Runi kamu darimana aja?? semua orang khawatir” kata ibu
“Runi cape bu,mau tidur” sambil berjalan ke kamar
Ternyata saat ia masuk kamar kakaknya sedang tertidur di kasurnya. Runi yang saat itu sedang cape akhirnya marah dan mengusir kakaknya keluar dari kamarnya.
Esok harinya Runi berangkat sekolah tanpa sarapan,semua anggota keluarganya khawatir dengan sikap Runi. Mereka takut runi sakit karna belum makan. Di sekolah Runi sudah bermain seperti biasa dengan teman-temannya. Jam pulang sudah tiba, Runi pulang ke rumah. Ketika ia masuk rumah ternyata hanya ada ibunya. Ia langsung masuk ke kamarnya ,lain dari biasanya kak Rina tidak ada di kamarnya. Runi merasa bebas karna tidak ada kakaknya yang mengganggu. Ia tertidur hingga sore hari. Ketika ia terbangun rumahnya sepi.
Runi mencari ibunya di semua tempat tapi ia tidak menemukan ibunya. Ia hanya menemukan kertas di atas meja yang bertuliskan :
“Runi kamu jaga rumah ya,,ibu ada urusan. Kalo mau makan beli aja atau kamu masak sendiri. Di kulkas ada bahan-bahannya kalo kamu mau masak”.
Ibu
“uuhh ibu ada urusan apa sich???tumben ga bangunin aku dulu” gerutu Runi.
Akhirnya Runi mandi dan pergi untuk mencari makan malam. Ketika ia sampai di rumah ternyata ibunya sudah pulang, runi merasa capek dan langsung masuk ke kamarnya. Kebetulan ayahnya sedang dinas di Tokyo. Oleh karna itu ia langsung tidur. Tengah malam ia merasa haus,ia pun mengambil air di dapur,ketika ia berjalan kembali ke kamarnya, tiba-tiba ia mendengar suara rintihan dan tangisan . Runi mencari asal suara itu, ia merasa suara itu berasal dari kamar kakaknya, tapi itu tidak mungkin karna kamar kakaknya sudah gelap. Karna mengantuk akhirnya ia menghiraukan suara tersebut dan kembali ke kamarnya.
Esok hari ia menceritakan kejadian semalam pada Fitri.
“Fit, semalem aku denger ada suara rintihan tapi kayaknya berasal dari kamar kakakku dech”
“hayoo loch jangan-jangan ada penunggunya lagi”
“apaan sich ga mungkinlah, jangan macem-macem dech kamu”
“iya mungkin itu halusinasi kamu aja, kan kamu lagi ngantuk”
Runi pun telah pulang sekolah, sampai rumah ia tidur lalu bangun untuk sholat, makan, lalu tidur lagi hingga pagi hari.
Pagi telah menyambut,hari ini Runi libur dan kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Biasanya ketika ulang tahun ia mendapat kejutan dari keluarganya. Ketika Runi keluar kamar tidak ada satu orang pun dirumahnya. Ia mengira itu salah satu dari kejutan untuknya,tapi ketika ditunggu sampai siang tidak ada yang pulang. Ketika menjelang sore ibu dan kakaknya pulang,kakaknya langsung masuk kamar.
“ibu darimana sich ga inget apa sama Runi?” sambil marah-marah
“Runi kamu ga usah marah dech cuma kaya gitu aja ngambek,ibu ngurusin kakamu yang lagi sakit ”
“kenapa sich kakak terus yang diurusin? Kenapa ibu ga perhatiin runi?? sampe ibu lupa kalo hari ini ulang tahun Runi”
“Runi kakakmu yang sakit lebih utama daripada kejutan ulang tahunmu”
Runi pergi meninggalkan ibunya dan pergi ke kamar kakaknya dengan amarah.
“puas kakak udah berhasil ngerebut perhatian ibu dariku,,pake acara sakit segala” uni memarahi kakaknya
“Runi kamu apa sich maksud kamu? kakak ga ada maksud kaya gitu kok,kakak emang sakit, dan tadi ibu nganter kakak”
“udah dech Runi tau kakak ga suka kalo Runi diperhatiin sama ibu”
“apa maksud kamu??kakak salah apa sama kamu,kenapa kamu tuduh kakak kaya gitu?” kak Rina mulai menangis
“udah cape aku ngomong sama kakak,mending aku ga punya kakak” Runi pergi meninggalakan kakaknya yang sedang menangis tersedu-sedu.
Karna kejadian itu mereka berdua saling diam tidak ada komunikasi. Ibu merasa khawatir dengan hubungan kedua kakak beradik itu. Ibu sudah menasihati mereka tapi ego mereka sama-sama tinggi. Suatu hari Runi butuh kamus dan kamusnya ada di kamar kakaknya,ia masuk dengan ragu karna sebenarnya ia malas bertemu kakaknya. Tapi,ketika ia masuk kamar kak Rina,ternyata kakaknya tidak ada hanaya laptop kakaknya menyala Runi pun mengambil kamus dan hendak keluar tapi entah kenapa ia iseng membuka file di laptop kakaknya. Ketika sedang melihat file-file ia membaca ada satu file bernama puisi adikku,Runi pun membukanya dan isinya adalah :
Surat terakhir untuk adikku
Kau berikan arti untuk hidupku
Ketika hidupku hampa dan kosong
ketika ku harus berjuang menahan derita
Derita yang lebih berat dari deritamu
Namun deritaku tak berat jika kau ada disampingku
Hanya engkau yang dapat membangkitkan semangatku
Seandainya kau tau derita yang menyiksaku
Tapi ku tak ingin engkau tau semua itu
Biarlah semua menjadi rahasia hidupku
Ku akan berjuang jika kau mengharapkanku
Ku hanya ingin kasih sayangmu
Ku ingin kau menerimaku
Jika nanti ku pergi tanpa pamit padamu
Dan ku tak dapat kembali untuk menemanimu
Ingatlah semua ini sebagai kenangan
Yang slalu kau simpan dalam memori
Terima kasih karna kau beriku kesempatan
walau raga ini akhirnya telah tiada
ku akan  tetap menyayangimu
Inilah surat terakhir untukmu, adikku
Tanpa sadar Seruni menangis membaca puisi itu,”aku tidak menyangka begitu besar rasa sayang kakak padaku,tapi aku selalu membuatnya kecewa,mengapa aku terlalu bodoh?” Seruni berkata pada dirinya sendiri.
Seruni pergi mencari ibu karna ia yakin ibu bisa menjawab rasa penasarannya. Ia merasa bahwa ada yang disembunyikan darinya. Ia menemukan ibunya sedang membuat bubur untuk kakaknya.
“ibu Runi mau tanya sebenernya kakak sakit apa??”
Ibu terhenyak diam,sepertinya ia kaget mendengar pertanyaan Runi
“kakak cuma demam dan pusing kok, emang kenapa?”
“ibu bohong pasti ada yang disembunyiin dari Runi,jawab jujur bu Runi mohon”
“maafkan ibu Runi ibu memang menyembunyikan ini darimu, karna kakakmu melarang ibu”
“cepat kasih tau Runi bu, cepet bu”
“kakakmu divonis terkena radang otak dan sudah parah”
Bagaikan tersambar petir Runi terkejut mendengarnya ia menangis tersedu-sedu. Ia  merasa bahwa ia adik yang tak berguna begitu bodohnya karna ia tidak tau penyakit yang menimpa kakaknya. Ketika malam hari kakaknya pulang Runi langsung menghampiri kakaknya.
“kakak baru pulang??pasti cape ya mau Runi pijitin??”
“tumben kamu baik biasanya marah-marah sama kakak??”
“iihh kakak jadi serba salah dech,masa Runi baik salah juga”
“ehh jangan ngambek dulu,,kakak merasa hari ini adalah hari yang membahagiakan seumur hidup kakak”
“maksud kakak???”
“kakak bahagia,sekarang kakak udah tenang”
Seruni  terdiam memikirkan maksud ucapan kakaknya. Tiba-tiba tengah malam ibunya membangunkannya dengan khawatir
“Runi bangun kakakmu kejang-kejang, ibu khawatir kita bawa  ke rumah sakit saja”
Seruni segera membantu ibunya membawa kakaknya ke rumah sakit, ternyata penyakit kakaknya harus mendapat penanganan yang lebih baik dan kakak dirujuk pengobatan ke singapura. Dengan bantuan rumah sakit segalanya dipersiapkan sehingga kakaknya dapat berangkat ke singapura,ayahnya menyusul  langsung dari Tokyo ketika mendengar kabar tersebut.
“kak maafkan Runi,kakak harus sembuh Runi sayang sama kakak”
Runi menangis tanpa henti,ayah ibunya pun tak hentinya berdoa. Setelah ditangani oleh dokter ternyata kakaknya tak bisa diselamatkan radang otaknya sudah sangat fatal. Kakaknya sempat sadar dan menulis surat pendek yang berisi :
Ayah ibu terima kasih telah merawat dan menyayangiku dengan tulus. Seruni adikku kakak sayang sama kamu,jadilah anak yang membanggakan ayah ibu. Maafkan kakak karna tak ada di sampingmu lagi”.
Akhirnya kakak pergi meninggalkan kami semua, dengan sedih hati yang teramat,terutama pada Seruni yang terkadang membuat kakaknya sedih dan kecewa mereka merelakan kepergian kak Runi. Terkadang seruni menangis menyesali perbuatannya tapi semua sudah berakhir,kakaknya telah tiada. Walaupun raganya sudah tak ada tapi kasih sayangnya tetap tersimpan selamanya. Itulah puisi terakhir kakakku tersayang.


Kesimpulannya : janganlah kita berprasangka buruk pada orang lain apalagi saudara. Bersikap sopan dan lembut pada orang tua,jangan egois sendiri. Saling menyayangi dan peduli pada sesama. Hidup ini akan indah jika kita menjalaninya dengan ikhlas dan jika kita mengarunginya bersama orang-orang tersayang.

No comments:

Post a Comment