Tuhanku,
Maklumi kami yang begitu banyak kegiatan. Sibuk, benar-benar sibuk. Kami kesulitan menyempatkan waktu untukMu. Jangankan berjamaah, sendiripun kami tunda-tunda. Jangankan Rawatib, zikir, berdo’a, tahajud, perintahMu yang lima waktu pun sudah memberatkan kami. Subuh, selalu kesiangan, karena terlalu larut istirahat malam hari, sibuk meyelesaikan tugas kerja. Dzuhur, selalu kerepotan, karena mengurusi setumpuk masalah pekerjaan yang harus selesai tepat waktu. Asar, ada di perjalanan. Maghrib, sudah kecapean. Isya’, ketiduran, sangat lelah. Jangankan shaum senin kamis, shaum Ramadhan pun sering dikeluhkan.
Tuhanku,
Maafkan kami. Kebutuhan kami di dunia ini masih sangat banyak. Urusan duniawi masih menyita waktu dan tenaga. Jadwal kami sangat padat, sulit menyempatkan waktu mencari bekal menghadapMu, belum bisa meluangkan waktu khusyu’ dalam ruku’, mengukur sujud, menangis, menghiba, berdo’a dan mendekatkan jiwa kami denganMu.
Kami juga kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadiMu. Jangankan bersedekah, jangankan menunaikan amal jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib pun sering lupa.
Tuhanku,
Jangan dulu Engkau menyuruh Malaikat Izrail mengambil nyawa kami. Kami masih terlalu sibuk dalam urusan dunia kami.
@@@@@@
Inilah hari-hari seorang manusia menjalani hidupnya. Sibuk dan terus memburu kesibukan. Mereka lupa bahwa Allah menjadi tujuan, lalu dikalahkan oleh segala rintangan itu. Kekayaan materi, kehidupan modern tanpa orientasi agama, telah menambah resiko kecelakaan dan kecemasan. Orang lupa terhadap Allah, Allah membuat dia lupa akan dirinya sendiri.
Kekayaan itu sifatnya sementara. Manusia punya tugas yang sesungguhnya di dunia, yaitu mengumpulkan bekal menuju kampung akhirat yang kekal. Jangan sia-siakan waktu yang ada. Hubungi Allah. Ia tidak perlu mengeluarkan pulsa, tanpa pelantara dan tanpa nada sibuk.
By : Islisyah Asman
No comments:
Post a Comment