Aku menepi di pinggir pertokoan. Suasana yang begitu aku
sukai. Wangi hujan menghembus disertai semilir angin. Aku merindukan moment
ini. Sungguh aku merindukan suasana ini, tak lama lagi hujan akan segera reda. Ingin
kujatuhkan tubuh di atas kasur, ingin aku tumpahkan seluruh keletihanku. Hujan telah
reda, aku berlari memasuki mobil mungilku. Bergegas aku melajukan mobilku
menerobos jalanan ibukota. Aku penat memandang kemacetan yang sudah menanti
kehadiranku setiap hari. Aku membutuhkan udar sejuk, aku butuh refreshing. Setelah
berjuang menghadapi jalanan ibukota, segera ku parkirkan mobil mungilku. Tanpa menanti
waktu berputar cepat, segera aku jatuhkan tubuhku di atas kasur. Kutatap langit-langit
kamarku, tiba-tiba teringat ibu dan buya. Sudah lama aku tak jumpa dengan
mereka, perasaan rindu ini begitu kuat mendorongku.
Aku beranjak menuju jendela, kusingkap tirai jendela. Kuhembuskan nafas, terbentuk embunan di jendela. Kebiasaanku ketika hujan menuliskan kata-kata di jendela berembun. Dan saat itu aku menuliskan sepotong kalimat “ Berikan kasih sayang-Mu padanya”. Aku terdiam, terhempas pada lorong waktu masa lalu. Beberapa tahun yang lalu, aku mulai mengagumimu jauh sebelum aku melihat wujud aslimu. Hanya melalui selembar brosur, entah siapa dan bagaimana kamu, aku merasa teduh. Hingga akhirnya aku membulatkan tekadku untuk memilih jalan ini.
Hingga pada suatu hari, Allah mengizinkan aku melihat sosok aslimu. Sungguh maha besar Allah menciptakan makhluk sempurna. Tapi, aku takut setan membisikan telingaku. Menghasut hatiku, ya Allah jagalah hati ini. Jangan sampai setan berhasil membisikan keburukan.
Ya Allah aku mau menungguAku beranjak menuju jendela, kusingkap tirai jendela. Kuhembuskan nafas, terbentuk embunan di jendela. Kebiasaanku ketika hujan menuliskan kata-kata di jendela berembun. Dan saat itu aku menuliskan sepotong kalimat “ Berikan kasih sayang-Mu padanya”. Aku terdiam, terhempas pada lorong waktu masa lalu. Beberapa tahun yang lalu, aku mulai mengagumimu jauh sebelum aku melihat wujud aslimu. Hanya melalui selembar brosur, entah siapa dan bagaimana kamu, aku merasa teduh. Hingga akhirnya aku membulatkan tekadku untuk memilih jalan ini.
Hingga pada suatu hari, Allah mengizinkan aku melihat sosok aslimu. Sungguh maha besar Allah menciptakan makhluk sempurna. Tapi, aku takut setan membisikan telingaku. Menghasut hatiku, ya Allah jagalah hati ini. Jangan sampai setan berhasil membisikan keburukan.
Hingga kau berikan waktu yang telah ditentukan
Aku mau bersabar
Untuk mendapatkan yang baik menurut-Mu
Ya Allah jagalah mereka yang aku cinta.
Kamar Athiyah
10.10.2012 pukul 20.45 WIB
Seruni Aqila Al-Haq
No comments:
Post a Comment